BI: Pemilu Presiden Pengaruhi Depresiasi Rupiah

Sabtu, 5 Juli 2014 06:52 WIB

Gubernur BI Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan persaingan ketat antar-pasangan calon presiden-wakil presiden dalam pemilu kali ini turut mempengaruhi pelemahan rupiah. Sebab, ketatnya persaingan mengakibatkan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat berfluktuasi. “Persaingan yang cukup tajam itu berpengaruh pada nilai tukar,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Agus, selain faktor pemilu, pelemahan rupiah pada Juni lalu didorong oleh faktor musiman--sepanjang bulan lalu marak dilakukan pembayaran kewajiban ke luar negeri dalam bentuk repatriasi keuntungan, pembayaran dividen, dan pembayaran bunga pinjaman. Jika sebelumnya di pasar valuta asing sempat terjadi nett supply, pada Juni lalu terjadi nett demand, sehingga terjadi tekanan pada nilai rupiah.

Keputusan Mahkamah Konstitusi yang memastikan pemilu presiden kali ini akan dilakukan satu putaran diapresiasi oleh Agus. Komitmen kedua pasangan yang akan melaksanakan pemilu secara damai juga disambut baik. "Itu positif sekali, apalagi pada 2014 ini kami komitmen untuk menjaga inflasi dan menyehatkan transaksi berjalan," ujarnya.

Menteri Keuangan Chatib Basri sebelumnya mengatakan ada tiga penyebab rupiah semakin terdepresiasi. Pertama, defisit neraca perdagangan secara internal dan kondisi geopolitik di Irak secara eksternal. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang semula Rp 11.200-11.300 kemudian melemah ke level Rp 11.600 disebabkan oleh adanya kekhawatiran soal ketatnya kompetisi antar-pasangan calon presiden-wakil presiden. “Banyak yang khawatir melihat kompetisi politiknya ketat, sehingga ketidakpastiannya menjadi panjang,” tuturnya.

Meski begitu, Chatib mengatakan faktor-faktor tersebut hanya bersifat temporer. “Pemilu kan pasti berakhir, presiden pasti terpilih, berarti nanti ketegangan politik akan hilang," katanya.

Berdasarkan pada kurs tengah Bank Indonesia, kemarin rupiah diperdagangkan di level Rp 11.887 per dolar AS atau menguat dibanding perdagangan Kamis, yakni Rp 11.963 per dolar AS.

MAYA NAWANGWULAN | AYU PRIMA SANDI | FAIZ NASHRILLAH





Berita Lain:
Rekan Tentara Pembakar Juru Parkir Tak Terlibat
Pembunuh Bharada Rizky Mengaku Anggota Brimob
Brimob Bharada Risky di Mata Orang Tua

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

17 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

3 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

6 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

7 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

10 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

10 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

11 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya