Ratusan kader Fatayat NU menunjukkan pin pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, mengikuti doa bersama dalam rangka kegiatan memperingati Isra Miraj, di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, 26 Juni 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Lumajang - Ketua relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla Kabupaten Lumajang, Yoman Harhari, mengatakan ada ribuan spanduk dan banner Jokowi-JK di Kabupaten Lumajang dicopoti secara massif oleh orang-orang tak dikenal, Minggu malam, 29 Juni 2014. Kuat dugaan kalau banner itu dicopoti oleh orang-orang yang tidak suka Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden.
"Ada 2.000 spanduk yang kami pasang sejak pertengahan Juni lalu," ujarnya, Senin, 30 Juni 2014.
Namun saat ini jumlah spanduk yang masih terpasang tidak sampai separuhnya. Ia tidak mengetahui siapa yang mencopoti. Yang jelas, ada yang mencopotinya secara masif pada Minggu malam di kawasan kota.
Beberapa banner berukuran besar juga dirusak. Yoman mengatakan tidak akan melakukan tindakan apa pun terkait dengan pencopotan spanduk-spanduk itu. "Ya kami pasang lagi dengan yang baru. Dicopot lagi, ya kami pasang lagi." (Baca: Puluhan Spanduk Jokowi JK Dirusak)
Menurut dia, perbuatan mencopoti banner dan spanduk yang secara masif adalah perilaku orang tidak waras. "Edan pula jika kami tanggapi. Kalau dicopot, pokoknya ya kami akan pasang lagi," tuturnya. Dia juga mendapat laporan dari relawan-relawan di kecamatan bahwa pencopotan juga berlaku di daerahnya.
Selain pencopotan banner dan spanduk, Jokowi-JK juga banyak mendapat serangan kampanye hitam melalui selebaran gelap. Untuk mengimbanginya, para relawan turun untuk meluruskan informasi-informasi yang menyesatkan soal Jokowi. (Baca: Spanduk Jokowi Diganti Paksa Spanduk Prabowo)
Sekretaris DPD Partai Hati Nurani Rakyat Jonny, yang juga penasihat tim pemenangan Jokowi-JK Kabupaten Lumajang, membenarkan kabar selebaran gelap sebagai bentuk kampanye hitam terhadap Jokowi. "Kami turun untuk meluruskannya," katanya. Selebaran gelap tersebut berisi isu Jokowi beragama Nasrani. "Yang pakai nama Herbertus itu kan sebenarnya haji."
Jonni mengujarkan, di Kabupaten Lumajang, Jokowi-JK paling tidak bisa meraup suara hingga 60 persen. "Partai penyokong Jokowi di Lumajang mendominasi dalam pemilihan legislatif lalu." (Baca: Spanduk Jokowi Diganti Prabowo, Projo: Biarin Aja)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.