Prabowo-Hatta Diminta Tanggapi Obor Rakyat  

Reporter

Editor

Sugiharto

Sabtu, 21 Juni 2014 13:57 WIB

Sampul tabloid Obor Rakyat. (oborrakyat)

TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan senior Tempo, Toriq Hadad, menyayangkan kubu calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang tak mengeluarkan pernyataan apa pun mengenai munculnya tabloid propaganda Obor Rakyat.

Menurut dia, kalau Prabowo-Hatta punya penghormatan atas kerja jurnalistik, mereka semestinya menanggapi peredaran Obor Rakyat yang menjadi persoalan belakangan ini. "Itu, menurut saya, hal yang harus dicatat, bahwa cara-cara ini (penyebaran Obor Rakyat) enggak benar," ujar Toriq pada Sabtu, 21 Juni 2014, menanggapi 20 tahun pemberedelan majalah Tempo.

Thoriq menilai peringatan 20 tahun pemberedelan Tempo--serta tabloid Detik dan majalah Editor--untuk mengingatkan bahwa konstitusi tak boleh dilanggar. Harapan Toriq, siapa pun presiden yang terpilih mutlak harus menghormati konstitusi, karena pemberedelan pers merupakan pelanggaran yang paling gamblang dari konstitusi. "Kebebasan bersuara harus dijamin, tanpa kecuali," tuturnya. (Baca: Obor Rakyat Tak Masuk Kategori Media Independen)

Menurut Toriq, Prabowo merupakan bagian dari pemerintahan Soeharto, yang pada 21 Juni 1994 memberedel Tempo, Detik, dan Editor. Prabowo, Toriq meneruskan, merupakan bagian dari sistem yang secara sistematis memberangus pers saat itu. Terlebih, upaya Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, untuk membeli Tempo dan menempatkan orang-orang pilihannya di redaksi sebagai syarat penerbitan kembali Tempo pada 1994 merupakan pola pikir lama. "Itu mindset Orde Baru dalam melihat pers."

Tepat 20 tahun lalu, Tempo, bersama Detik dan Editor, diberedel rezim Orde Baru pimpinan Soeharto melalui Menteri Penerangan Harmoko. Tempo dinilai terlalu keras mengkritik Menteri Riset dan Teknologi B.J. Habibie dan Soeharto ihwal pembelian kapal-kapal bekas dari Jerman Timur.

Pemberedelan 21 Juni 1994 itu merupakan yang kedua setelah pada 1982 Tempo diberedel karena dianggap terlalu keras mengkritik Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar, saat Pemilu 1982. Namun Tempo akhirnya terbit lagi pada 12 Oktober 1998, setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Sedangkan Detik dan Editor tak pernah terbit lagi.

KHAIRUL ANAM

Berita Terpopuler:
BPK Temukan Potensi Kerugian DKI Rp 1,54 Triliun
Alasan Komunitas Alumni ITB Dukung Jokowi
Temuan BPK, Ahok: Ada Pencairan ke Rekening Pejabat
Tepis Tudingan Wiranto, Kubu Prabowo Buka Dokumen






Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

17 Maret 2019

Aksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat

Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Baca Selengkapnya

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

6 Februari 2019

Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

14 Desember 2014

Konflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai  

Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.

Baca Selengkapnya

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

9 Desember 2014

Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai  

Konflik terjadi di PPP dan Golkar.

Baca Selengkapnya