Musdah: Ide Hapus Kolom Agama Bukan dari Jokowi

Reporter

Kamis, 19 Juni 2014 10:30 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, saat meresmikan lapangan mini soccer dan Jembatan Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4). Penyaringan calon pendamping Jokowi sebagai cawapres mengerucut menjadi dua kandidat, dari luar dan internal partai. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Megawati Institute Siti Musdah Mulia mengatakan pendapat untuk mengosongkan kolom agama dalam kartu tanda penduduk murni dari dirinya. Musdah tak pernah mendiskusikan siasat agar agama tak dipolitisasi itu kepada calon presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo.

"Saya tak sempat ngobrol dengan Jokowi," kata Musdah saat dihubungi, Kamis, 19 Juni 2014. Apalagi, ujar dia, Jokowi lebih fokus pada kebijakan dan pembangunan ekonomi.

Musdan beralasan, kolom agama dalam KTP kerap dipolitisasi dalam berbagai kepentingan jangka pendek. Semisal, tutur dia, pegawai yang berbeda agama dengan pimpinannya akan dipersulit saat naik jabatan. "Bahkan ada sweeping KTP ketika dulu terjadi konflik di Poso, Sulawesi Tengah," kata perempuan kelahiran Bone, Sulawesi Tengah, ini.

Dalam visi-misi yang dilansir dalam laman Komisi Pemilihan Umum, Jokowi-Jusuf Kalla menganggap jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi.

Kemarin, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman mengadakan diskusi bertema "Masa Depan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan". Pertemuan itu mengkaji tentang masih maraknya praktek intoleransi yang dialami kelompok minoritas di Indonesia. Dalam diskusi itu, Musdah, yang hadir mewakili tim Jokowi-Jusuf Kalla, melontarkan ide agar kolom agama dihapus. Hal itu menimbulkan polemik di berbagai media sosial. Apalagi berbagai situs menuliskan kalau Musdah sudah berkonsultasi dengan Jokowi.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hamka Haq menampik pemerintahan Jokowi-JK bakal menghapus kolom agama dalam KTP. "Itu pendapat pribadi Musdah saja," katanya. Sedangkan Musdah menganggap perdebatan dalam organisasi sebagai hal lumrah. "Kalau dikaji ulang juga tak masalah," ujar Musdah. "Ada yang suka atau tidak, yang penting didiskusikan."

Hingga pukul 01.00 hari ini, tim kampanye nasional Jokowi-JK membahas pernyatan Musdah. Meski sepakat dengan semangat toleransi antarumat beragama, tim tak bulat suara dengan cara yang disampaikan Musdah. "Nanti akan kami keluarkan pernyataan resmi agar kondisi stabil," kata seorang pejabat internal DPP PDI Perjuangan yang membidangi keagamaan, Baitul Muslimin.

MUHAMMAD MUHYIDDIN







Berita lain:
Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek
Pesan-Pesan Pro-Prabowo Menyusup di Facebook Tempo
Hindari Cuci Daging Ayam Sebelum Dimasak
Akan Ditutup, Pasukan Bintang Merah Kepung Dolly
Berjemur Telanjang, Wanita Ini Sebabkan Kemacetan
PKS: Mungkin Saja Suara Kami Bocor ke Jokowi

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

46 menit lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

1 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

2 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

6 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

14 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

15 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

16 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

17 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

18 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

19 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya