Jika Transkrip Itu Benar, Kivlan: Tangkap Megawati  

Reporter

Kamis, 19 Juni 2014 06:51 WIB

Seorang petugas melintas didepan Bus TransJakarta baru yang terparkir di Pool Damri, Pesing, Jakarta, (17/12). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Depok - Anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zein, tersentak ketika ditanya tanggapannya soal beredarnya transkrip pembicaraan yang disebut-sebut antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jaksa Agung Basrief Arief.

"Jika telepon itu benar, Ibu Mega perlu ditangkap karena mempengaruhi orang aparat hukum untuk bertindak, menghalang-halangi hukum adalah tindakan pidana," kata Kivlan setelah acara dialog antara timses Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK di UI, Rabu, 18 Juni 2014.

Kivlan mengatakan tidak ada pembenaran jika Megawati benar meminta agar Basrief Arief tidak melanjutkan kasus Transjakarta. Dia mengaku sangat menyayangkan adanya permintaan dari mantan Presiden RI itu. "Sangat saya sanyangkan Ibu Mega meminta tidak memeriksa Jokowi sebagai calon presiden nomor dua soal mobil berkarat itu," katanya.

Namun, dia mengaku belum bisa percaya begitu saja. Jika transkrip itu tidak benar, berarti ada yang melancarkan fitnah. "Kalau tidak benar, jangan fitnah," katanya. Kivlan berharap hal itu tidak benar. "Mudahan tidak benar, Ibu Mega kan cantik, baik, sayang sama dia kok."

Penyebaran rekaman dan transkrip itu ramai diberitakan media sosial. Rekaman itu berisi pembicaraan Mega dan Basrief tentang penanganan kasus korupsi proyek pengadaan armada bus Transjakarta tahun 2014. Transkrip percakapan itu disebarkan oleh Ketua Progress 98 Faizal Assegaf yang mengaku mendapatkan transkrip rekaman dari oknum KPK pada 6 Juni 2014. Isi rekaman itu merupakan pembicaraan antara petinggi PDIP dan Jaksa Agung yang meminta agar kejaksaan tidak menyeret Jokowi sebagai tersangka kasus korupsi bus Transjakarta senilai Rp 1.5 triliun.

Tapi, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto membantah lembaganya pernah melakukan penyadapan soal itu. "Penyadapan secara sah sehingga dapat dipastikan tidak akan ada penyadapan yang bisa keluar ke pihak yang tidak punya kaitan dengan pihak yang menangani kasus," kata dia.

Juru bicara PDIP Eva Kusuma Sundari membantah ketua partainya, Megawati Soekarnoputri, mengintervensi Jaksa Agung Basrief Arief dalam kasus pengadaan bus Transjakarta. "Itu palsu. Fiktif," kata Eva.

ILHAM TIRTA

Terpopuler:

Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek

Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar

Ahok: Masyarakat Jakarta Tak Mau Dipimpin Kafir

Kecelakaan Subang, 7 Siswa SMA Cengkareng Tewas

Pesan-Pesan Pro-Prabowo Menyusup di Facebook Tempo

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

11 Agustus 2020

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.

Baca Selengkapnya

Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

23 Januari 2019

Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

Jokowi mengucapkan selamat kepada Megawati yang berulang tahun ke-72. Tapi Jokowi menghindari menyebut angka 2.

Baca Selengkapnya

Megawati: Tanah Air Kita Sangat Kaya, Indonesia Punya Semuanya

16 Desember 2017

Megawati: Tanah Air Kita Sangat Kaya, Indonesia Punya Semuanya

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan kekayaan Indonesia harus dilindungi. Megawati mengatakan Tanah Air kita sangat kaya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

26 Oktober 2017

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

Ada 42 kepala negara yang mengikuti rangkaian acara kremasi Raja Bhumibol di Thailand.

Baca Selengkapnya

Megawati Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol di Thailand

26 Oktober 2017

Megawati Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol di Thailand

Megawati menghadiri acara kremasi Raja Bhumibol Adulyadej sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Temui Megawati di Kantor PDIP, Ada Apa?

15 Oktober 2017

Susi Pudjiastuti Temui Megawati di Kantor PDIP, Ada Apa?

Kedatangan Susi tepat setelah Megawati Soekarnoputri mengumumkan calon yang akan diusung dalam pilkada di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Cerita Megawati tentang Kriteria Paslon yang Diusung PDIP

15 Oktober 2017

Cerita Megawati tentang Kriteria Paslon yang Diusung PDIP

Megawati mengatakan calon-calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP harus merupakan calon yang tidak berpotensi melakukan korupsi.

Baca Selengkapnya

Megawati: Jawa Timur Itu Bukan Luarnya Hijau Dalamnya Merah

15 Oktober 2017

Megawati: Jawa Timur Itu Bukan Luarnya Hijau Dalamnya Merah

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut Jawa Timur bukan luarnya hijau dalamnya merah, tapi merah putih untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya