TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tabloid Obor Rakyat Setiyardi Boediono meminta Joko Widodo mengklarifikasi pemberitaan yang dibuat medianya. Dia berharap tidak dipidanakan lantaran isi tabloid yang dianggap menyebarkan kampanye gelap.
"Kami membuka ruang kepada pihak Jokowi untuk mengklarifikasinya," kata Setiyardi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Juni 2014.
Menurut Setiyardi, Obor Rakyat merupakan produk pers. Dia menganggap kebebasan membuat media dan menyebarkan informasi sebagai buah dari kebebasan berpendapat, sebagaimana yang diperjuangkan melalui reformasi. Wadah kebebasan berpendapat, ujar dia, adalah pers yang dilindungi oleh perundang-undangan. Bila publik tidak dibiarkan berekspresi, tutur dia, sama halnya negara belum lepas dari Orde Baru.
"Kami tidak ingin setiap warga negara yang menyatakan pendapat harus kembali berhadapan dengan penjara," ujarnya.
Setiyardi meminta tim sukses calon presiden Joko Widodo yang keberatan dengan isi tabloid Obor Rakyat menempuh jalur yang ditentukan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Yakni, setiap berita yang dianggap berseberangan dengan pendapat pihak lain diklarifikasi melalui media yang memberitakannya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Indonesia Bagir Manan mengatakan Obor Rakyat tidak layak dikatakan sebagai produk pers. Konsekuensinya, sang pemilik bisa dilaporkan ke kepolisian lantaran tulisan kontroversial yang dimuat tabloitnya. "Apabila ada yang melapor, akan terjadi delik aduan yang bersifat pidana," kata Bagir saat dihubungi pada Jumat lalu.
Bagir mengatakan tabloid tersebut tidak memiliki badan hukum pers sebagai syarat utama. Selain itu, tutur dia, cara yang ditempuh Obor Rakyat untuk mendapatkan data atau tulisan tidak layak dikatakan sebagai produk jurnalistik karena bersifat menuding dan tanpa memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk melakukan klarifikasi. (Baca: Buat Obor Rakyat, Wartawan Ini Pakai Nama Palsu)
Obor Rakyat beredar di sejumlah masjid dan pesantren di Pulau Jawa. Dua edisi tabloid itu memuat berita-berita negatif tentang Jokowi. Akibatnya, tim pemenangan calon presiden nomor urut 2 itu melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu dan Markas Besar Kepolisian karena dianggap menyebarkan kampanye gelap. (Baca: Tim Jokowi Laporkan Pimred Obor Rakyat ke Polisi)
TRI SUHARMAN
Terpopuler
Keluarga Korban Penculikan Temui Pimpinan DPR
Puasa Perbarui Sistem Kekebalan Tubuh
MA Hukum KPK Bayar Rp 100 Juta
Berita terkait
Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?
18 September 2022
Anies Baswedan diskusi tertutup dengan Jenggala Center bahas keadilan sosial di ibu kota dan soal situasi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi
4 November 2021
Panglima TNI merupakan jabatan yang sangat tinggi di Tentara Nasional Indonesia karena menjadi pimpinan TNI selurunh angkatan militer.
Baca Selengkapnya5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I
19 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaAkhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih
18 Oktober 2019
Gojek dan Tokopedia mengaku disokong penuh oleh pemerintahan Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing
18 Oktober 2019
Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Baca SelengkapnyaRetno Marsudi: Kerja dengan Jokowi-Kalla itu Asyik
14 Oktober 2019
Sebagai pemimpin, Jokowi dan JK juga disebut Retno tidak pernah berjarak dengan para menteri Kabinet Kerja.
Baca SelengkapnyaHari HAM, Konflik Agraria Imbas Proyek Infrastruktur Jadi Sorotan
10 Desember 2018
Dalam peringatan hari HAM sedunia, Komnas HAM menyoroti soal konflik agraria yang semakin masif.
Baca Selengkapnya4 Tahun Jokowi - JK, Mendikbud Sebut Sudah Salurkan 12,6 Juta KIP
24 Oktober 2018
Menteri-menteri Kabinet Kerja memaparkan capaian kinerjanya selama 4 tahun pemerintahan Jokowi - JK.
Baca Selengkapnya4 Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama di Era Jokowi
23 Oktober 2018
Sepanjang 2014-2018, KontraS mencatatkan sedikitnya ada sekitar 488 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama.
Baca SelengkapnyaSisa Setahun, Ini Target yang Dikejar Pemerintahan Jokowi - JK
22 Oktober 2018
Moeldoko merinci target-target dan realisasi yang dicapai pemerintah Jokowi - JK selama 4 tahun.
Baca Selengkapnya