Calon presiden dari partai Hanura Wiranto seusai memberikan hak suaranya pada pemilu Legistatif 2014 di TPS 10, RT01/RW 02, Bambu Apus, Jakarta, Rabu (9/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto enggan mengomentari soal munculnya surat pemecetan calon presiden Prabowo Subianto ke publik. Mantan Panglima ABRI itu berjanji akan menjelaskannya.
"Saya pernah ngomong pada 1998. Nanti, secara khusus, saya akan ngomong dalam waktu dekat," kata Wiranto setelah menghadiri acara peresmian dukungan para pengusaha kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jalan Batu Ceper, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Juni 2014. (Baca juga: Soal Pemecatan Prabowo, Para Jenderal Bersitegang)
Saat ditanya siapa yang wajib menyimpan surat pemecatan Prabowo, Wiranto tak menanggapinya. Mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan era Presiden Abdurrahman Wahid itu terus melenggang masuk ke dalam mobil Toyota Camry warna hitam bernomor polisi B-1251-SAH. (Baca: Jika ke Mahmil, Prabowo Bisa Dihukum Mati)
Surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira beredar di media sosial sejak akhir pekan lalu. Dokumen yang terdiri atas empat halaman itu menyebutkan setidaknya ada delapan kesalahan yang menyebabkan Prabowo direkomendasikan untuk diberhentikan.
Surat rekomendasi pemecatan Prabowo diteken Ketua Dewan Kehormatan Perwira Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo dan enam anggota berpangkat letnan jenderal, yaitu Djamari Chaniago, Fachrul, Yusuf Kartanegara, Agum Gumelar, Arie J. Kumaat, serta Susilo Bambang Yudhoyono. (Baca: Panglima TNI Usut Kebocoran Surat Sanksi Prabowo)