Capres dan Cawapres nomor urut satu, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menyampaikan pidato dalam acara Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai KPU di Hotel Bidakara, Jakarta (3/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujani Research Consulting Djayadi Hanan mengatakan keinginan calon presiden Prabowo Subianto menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional bisa menyerang balik dirinya. Sebab, Prabowo, yang selama ini mengasosiasikan dirinya sebagai Soekarno dengan retorika, tampilan fisik, dan menggunakan rumah polonia sebagai basecamp timnya, bisa dianggap tak punya prinsip.
"Soeharto kan yang menurunkan Soekarno. Harusnya Prabowo lebih berhati-hati," ujar Djayadi ketika dihubungi Tempo, Rabu malam, 4 Juni 2014.
Selain itu, dengan membawa Soeharto dalam retorika, Prabowo bisa dianggap tidak menyetujui reformasi dan bermaksud mengembalikan Indonesia ke zaman Orde Baru. Namun, keuntungannya, Prabowo dapat mengambil suara dari pihak-pihak yang berpendapat masa Soeharto lebih baik, meskipun golongan tersebut, menurut Djayadi, tidak banyak.
"Tapi pertarungan saat ini cukup ketat. Sekecil apa pun dukungan yang bisa digalang akan sangat berpengaruh," kata Djayadi.
Prabowo Subianto berjanji akan menjadikan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional. Janji ini disampaikan Prabowo saat berpidato dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI Polri, Selasa, 3 Juni 2014.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.