PKS Anggap Kampanye Berbau SARA Lumrah Terjadi  

Reporter

Editor

Sugiharto

Selasa, 3 Juni 2014 08:09 WIB

Aneka Ragam simbol keagamaan

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mohamad Sohibul Iman mengatakan kampanye dengan menonjolkan sentimen perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak dapat dihindari dalam dunia politik.

"PKS tidak akan terpancing isu-isu tersebut," katanya ketika dihubungi, Senin, 2 Juni 2014, soal pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Hashim Djojohadikusumo yang menyinggung PKS dalam sebuah video. Namun Sohibul tak menjelaskan alasan dia menganggap serangan yang menunggangi perbedaan SARA sebagai hal yang lumrah.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini menerangkan, dia belum menyaksikan video yang direkam pada Juli 2013 itu. PKS, menurut dia, akan melakukan klarifikasi apabila video tersebut mengandung pesan negatif terhadap partainya. "Apabila mengada-ada, maka itu adalah fitnah." Sohibul memastikan, PKS tidak akan membalas kampanye hitam dengan cara yang sama.

PKS adalah salah satu partai yang digandeng oleh Gerindra dalam pemilihan presiden yang akan dihelat pada 9 Juli nanti. Partai pengusung Prabowo-Hatta Rajasa selain Gerindra dan PKS adalah Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang. Partai Demokrat disebut-sebut segera bergabung mendukung Prabowo.

Pernyataan Hashim yang menyinggung PKS disampaikannya dalam forum The United States-Indonesia Society (Usindo) di Washington, DC, Amerika Serikat, pada Juli 2013. Hashim berbicara untuk menyampaikan visi-misi Gerindra dan calon presiden Prabowo Subianto. (Baca: Hashim: Prabowo Bersahabat dengan Amerika)

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan intoleransi masih ada di Indonesia. Ia lantas mencontohkan 73 pegawai beragama Kristen yang dipecat di Kementerian Pertanian dalam sembilan tahun terakhir. Hashim pun menyinggung soal Kementerian Pertanian yang selama ini dipimpin kader PKS.

Video pidato adik Prabowo ini diunggah ke situs YouTube.com oleh akun Maulana Syuhada dan Dwiko Sulistyo pada 1 Juni 2014. Akun Maulanda mengunggah cuplikan pidato berdurasi 3 menit 11 detik yang mencakup tiga substansi. Sampai Senin siang, 2 Juni 2014, sekitar pukul 13.00 WIB, video berjudul "Pidato Hashim Djojohadikusumo di Washington" tersebut diakses lebih dari 3.000 kali.

Tiga substansi tersebut yakni pengakuan Hashim bahwa Prabowo sangat menyukai Amerika Serikat dan berjanji memberikan perlakuan istimewa jika menjadi presiden; pengakuan perbedaan agama yang dipeluk oleh keluarga Prabowo; dan intoleransi yang dilakukan oleh kader PKS di Kementerian Pertanian. (Baca: Gerindra Hapus Manifesto Pemurnian Agama)



DINI PRAMITA

Berita Terpopuler:
Diduga Mencurigakan, Ini Isi 14 Rekening Anggito
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
Ahok Marah-marah Saat Ditanya Kasus PAM Jaya
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Avanza Luxury Tawarkan Kemewahan

Berita terkait

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

31 Mei 2023

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

23 Mei 2023

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

24 Februari 2023

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.

Baca Selengkapnya

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

11 Januari 2023

Meski Dikecam, Legislator PKS Ngotot Ingin Bikin Ranperda LGBT di Medan

Legislator asal PKS meyakini dari delapan fraksi di DPRD Kota Medan pasti terdapat yang mewacanakan Ranperda Kota Medan, terutama perilaku LGBT.

Baca Selengkapnya

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

25 Desember 2022

Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Bersiap Hadapi Urusan Berikutnya usai Lengser dari Balai Kota

"Kalau sudah selesai satu urusan, kita bersiap dengan urusan yang berikutnya," kata Anies Baswedan sambil mengutip Surat Al-Insyirah ayat 7

Baca Selengkapnya

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

21 Agustus 2022

Jabatannya Habis Oktober 2022, Anies Baswedan: Insya Allah Tetap Ada di Jakarta

Anies Baswedan mengatakan meski tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta selesai Oktober mendatang ia tidak akan meninggalkan Jakarta

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

21 Agustus 2022

Anies Baswedan: Selesai Oktober Istirahat Dulu Baru Kerja Lagi yang Berikutnya

"Setelah selesai Oktober tuntas di Jakarta, besoknya ke mana habis itu?" tanya Anies Baswedan yang dijawab kader PKS dengan teriakan 'Presiden'.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

21 Agustus 2022

Anies Baswedan Hadiri Acara Jalan Sehat PKS, Sorakan Presiden Menggema

PKS bakal memilih calon presiden dan wakil presiden yang memiliki karakter nasionalis-religius. Anies Baswedan masuk daftar

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

5 Agustus 2022

Anies Baswedan Ubah Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, PKS: Puskesmas Bukan Pusat Kesakitan Masyarakat

PKS memuji Anies Baswedan yang mengubah nama rumah sakit jadi rumah sehat dengan mengatakan Puskesmas bukan Pusat Kesakitan Masyarakat.

Baca Selengkapnya