Titiek Soeharto Melangkah ke Senayan  

Reporter

Selasa, 22 April 2014 13:58 WIB

Titiek Soeharto. TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah wajah baru diperkirakan melenggang menjadi legislator DPR dari Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pemilihan umum kali ini. Mereka berhasil mengalahkan calon legislator inkumben karena memanfaatkan suara massa mengambang (floating mass).

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum DIY, Farid Bambang Siswantoro, mengatakan pemantauan sementara atas hasil penghitungan suara di KPU kota dan kabupaten memperlihatkan adanya sejumlah nama caleg baru yang memperoleh suara cukup besar. Di antaranya Andika Pandu Puragabaya dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Siti Hediati Soeharto dari Partai Golkar.

"Ini baru pantauan sementara, lho," katanya kepada Tempo, Selasa, 22 April 2014. Ia enggan merinci perolehan suara masing-masing caleg. Sebab, hasil rekapitulasi suara di KPU DIY baru selesai besok, Rabu, 23 April 2014.

Perolehan suara Andika Pandu--anak mantan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso--disebut mengungguli perolehan suara Suhardi, Ketua Umum Gerindra yang mencalonkan diri dari dapil yang sama. Demikian juga Titiek, sapaan Hediati. Perolehan suara putri Presiden RI ke-2, Soeharto, itu mengungguli Gandung Pardiman, Ketua Golkar DIY dan caleg inkumben yang dikenal memiliki basis dukungan kuat di DIY, khususnya Gunungkidul.

Farid mengatakan wajah baru caleg DPR dari DIY lainnya adalah Hanafi Rais, putra mantan Ketua MPR Amien Rais, dari Partai Amanat Nasional.(Baca : Hanafi Rais Klaim Rp 500 Juta Itu untuk Tim Sukses)

Adapun dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ada nama Idham Samawi, mantan Bupati Bantul yang kini tersangkut kasus dugaan korupsi dana hibah klub sepak bola, Persiba Bantul. Selain Idham, dari PDI Perjuangan ada dua nama lain yang diperkirakan meraup suara cukup besar, yakni Pulung Agustanto dan Esti Wijayati. "Kalau bukan Pulung ya Esti," kata Farid, memperkirakan peraih jumlah suara terbanyak.

Yang jelas, ia melanjutkan, nama Idham, Pulung, dan Esti disebut-sebut mengungguli perolehan suara caleg inkumben asal PDI Perjuangan, yakni Djuwarto dan Eddy Mihati. (Baca : Titiek Soeharto Menang Telak di Kampung Soeharto )

Ketua Politika Institute Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bambang Wahyu Nugroho mengatakan munculnya legislator DPR baru dari DIY dalam Pemilu 2014 ini sudah terbaca sejak tahun lalu.

Pada September 2013, Politika Institute menggelar sebuah survei tentang popularitas partai dan calegnya. Melibatkan seribuan responden, survei ini mula-mula bertanya apakah responden sudah menentukan pilihan partai pada Pemilu 2014. Hasilnya, 55 persen responden menjawab belum. Responden yang sudah menentukan partai pilihan, ia melanjutkan, lantas ditanya partai apa yang dipilih. Hasilnya, ada yang menjawab tapi tak sedikit yang masih merahasiakannya.

Berdasarkan data itu, Bambang mengatakan, massa mengambang di DIY cukup besar. "Bisa lebih dari 60 persen," katanya. Angka itu ia dapat dari jumlah responden yang tak menentukan partai dan yang sudah menentukan pilihan partai namun masih enggan menyebut.(Baca : Polisi Pamongpraja Didesak Copot Baliho Caleg)

Meski mayoritas responden belum menentukan partai pilihannya, jumlah responden yang belum punya pilihan caleg justru sedikit. "Ada 36 persen (responden) yang tak punya pilihan caleg," katanya. Artinya, Bambang mengatakan, pilihan terhadap caleg lebih besar dibanding pada partai. "Kalau sopirnya itu, apa pun kendaraannya orang akan memilih," katanya, memberi perumpamaan karakter pemilih dari hasil survei.

Dari 96 caleg DPR asal DIY yang disodorkan kepada responden, menurut Bambang, ada nama-nama yang terbilang cukup populer di masyarakat. Nama-nama mereka lantas dikerucutkan menjadi hanya 12 orang. Dan, sebagian merupakan calon-calon baru.

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Arie Sudjito, mengatakan separuh dari jumlah pemilih dalam Pemilu 2014 adalah floating mass. Besarnya angka massa mengambang ini memperlihatkan longgarnya hubungan antara partai politik dan konstituennya. Dalam kondisi seperti itulah potensi pelanggaran pemilu, termasuk money politics, rawan terjadi. "Yogya ini istimewa, tapi pemilu-nya remuk," katanya dalam diskusi evalusi pemilu di gedung DPRD DIY, Rabu, 16 April 2014.

ANANG ZAKARIA




Berita Terpopuler
Anang Hermansyah Melenggang ke Senayan
PNS Pemilik Rp 1,3 T Diduga Setor ke Perwira TNI
KPK Tetapkan Hadi Poernomo sebagai Tersangka

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Politik Titiek Soeharto: dari Partai Golkar, Berkarya hingga Gerindra

15 Mei 2023

Rekam Jejak Politik Titiek Soeharto: dari Partai Golkar, Berkarya hingga Gerindra

Titiek Soeharto maju sebagai caleg DPR dari Partai Gerindra. Sebelumnya pernah bergabung dengan Golkar dan Partai Berkarya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

3 Mei 2019

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.

Baca Selengkapnya