Populer Saat Pemilu, NPWP: Nomor Pira Wani Pira

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Kamis, 17 April 2014 04:17 WIB

Ilustrasi korupsi

TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan dari Komunitas Yogya Semesta, Hari Dendi, mengaku prihatin dengan praktek umum Pemilu 2014. Dia menilai arah etika dalam bidang politik bergeser ke arah jual-beli menggunakan uang ataupun segala sesuatu yang bisa dihargai dengan uang.

"Makanya, di kalangan pemilih muncul budaya 'NPWP', nomor pira wani pira (nomor berapa berani berapa)," kata Hari dalam Dialog Budaya dan Gelar Seni Yogya Semesta bertema "Membangun Indonesia dengan Budaya Politik Beretika" di pendapa Wiyatapraja, kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa malam, 14 April 2014.

Kondisi tersebut, menurut antropolog dari Universitas Gadjah Mada, Heddy Shri Ahimsa Putra, lantaran masyarakat sebagai pemilih tidak mengenal siapa yang akan dipilih. Orang yang akan dipilih pun tidak mempunyai visi-misi yang jelas. "Lalu, muncullah transaksi sesat. Mau suara, berani kasih berapa," ujarnya.

Pakar politik dari UGM, Bambang Purwoko, mengaku mendapat keluhan dari para calon anggota legislatif yang bertarung pada Pemilihan umum 2014, khususnya dari Sleman. Para caleg, kata dia, menilai pemilu kali ini paling mahal. (Baca: Begini Makelar Serangan Fajar Poroti Duit Caleg )

Sebabnya, masyarakat telah mempunyai keberanian untuk meminta uang demi kemenangan para caleg. "Kalau pemilu dahulu, para calon bagi-bagi duit. Tapi sekarang, masyarakat yang minta duit," ujarnya.

Masyarakat yang dimaksud, menurut Bambang, tidak hanya secara personal, melainkan masyarakat sebagai pranata sosial, seperti tingkatan rukun tangga, rukun warga, karang taruna, hingga kelompok PKK. "Pranata sosial sudah menjadi broker politik. Mereka mau memberikan suara asalkan caleg itu mau berani bayar berapa," katanya.

Padahal, menurut sosiolog dari UGM, Arie Sudjito, apabila caleg sejak awal tidak membiasakan memberi uang, rakyat pun tidak akan memintanya. Persoalan muncul pada paradigma para caleg tersebut. "Caleg mikir, kalau nanti enggak diberi uang, ya akan kalah. Akhirnya, tetap bagi-bagi uang," katanya. (Baca: Kata Warga Marunda Soal 'Serangan Fajar' Pemilu)

Anggota DPD yang mencalonkan kembali, Hafidz Asrom, mengaku pernah dimintai sejumlah uang oleh kelompok masyarakat. "Miris memang, masyarakat malah minta. Saya bilang, kalau begitu, jangan milih saya saja," ujarnya.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita Lain
Jokowi Muncul Lagi di Soal UN Bahasa Inggris untuk SMA

Pesawat Kepresidenan Jajal Terbang, Ini Rutenya

Cegah Pelecehan Seksual, Ajarkan Anak 5 Hal Ini

Berita terkait

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.

Baca Selengkapnya

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor

Baca Selengkapnya

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.

Baca Selengkapnya

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

3 Mei 2019

Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

13 April 2019

Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

Kesiapan merujuk kepada pengalaman sebagian caleg saat pemilu 2014 lalu

Baca Selengkapnya