Kubu Anti-Suryadharma Tak Mau Dukung Prabowo

Reporter

Editor

Sugiharto

Senin, 14 April 2014 06:51 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bersalaman dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saat menghadiri Istighosah Kubro di Istora Senayan, Jakarta, (4/4). Acara ini diikuti ribuan umat muslim bertujuan untuk Indonesia damai. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta: Kubu anti-Suryadharma Ali di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih merahasiakan latar belakang gerakan menjatuhkan Ketua Umum PPP itu. Mereka hanya menyatakan ingin melengserkan Suryadharma dengan tuduhan melanggar konstitusi partai.

“Karena kehadiran Suryadharma dalam kampanye terbuka Partai Gerindra pada akhir Maret lalu,” kata Ketua PPP Jawa Barat Rahmat Yasin ketika dihubungi pada Ahad, 13 April 2014.

Rahmat membantah gerakan 27 kepengurusan provinsi ini, ingin PPP membatalkan rencana koalisi dengan Gerindra. Ia juga menampik manuver yang dikomandani Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi ini dikaitkan dengan konflik internal dalam pemilihan Suryadharma sebagai ketua umum.

Ia menjelaskan, kelompoknya mengusulkan kepada pengurus pusat agar Suryadharma, yang juga Menteri Agama, dijatuhi sanksi penonaktifan atau pemberhentian. Kehadiran Suryadharma dalam kampanye Gerindra diibaratkannya sebagai pemain sepak bola menyarangkan bola ke gawangnya sendiri. "Perilaku Suryadharma aneh, baru pertama kali terjadi di dunia," ucap Rahmat.

Seorang petinggi PPP menuturkan kepada Tempo bahwa partainya terbelah soal penentuan teman koalisi. Suryadharma dan sejumlah elite ingin berkoalisi dengan Gerindra dengan harapan Suryadharma menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto.

Menurut petinggi tadi, kubu Suryadharma menganggap Prabowo lebih jelas konsepnya ketimbang Joko Widodo, calon presiden dari PDI Perjuangan. “Suryadharma juga menganggap Teuku Umar (kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) sulit diajak berkomunikasi,” katanya.

Kubu lainnya menginginkan PPP bekerja sama dengan PDIP yang ramah dengan kelompok Islam moderat seperti PPP. Apalagi, Musyawarah Kerja Nasional PPP di Bandung pada Februari 2014 tak merekomendasikan Prabowo sebagai calon presiden atau wakil presiden yang akan disokong partai berlambang Kabah ini. Tujuh tokoh yang direkomendasikan dalam acara itu adalah Suryadharma Ali, Jusuf Kalla, Joko Widodo, Din Syamsuddin, Khofifah Indar Parawansa, Isran Noor, dan Jimly Asshiddiqie. (Baca pula: Soal Cawapres, Jokowi: Ada Militer, Pengusaha, Musisi)

Itu sebabnya, menurut sumber ini, tekanan kubu Emron Pangkapi dilatarbelakangi kekecewaan karena Suryadharma memutuskan koalisi tanpa mekanisme partai. Mereka juga diduga kuat tak menghendaki PPP menyokong Prabowo. “Menurut saya ini berkaitan dengan pencapresan,” katanya pada Ahad, 13 April 2014.

APRILIANI GITA FITRIA


Berita Terpopuler Lain
Kata Amerika Soal Isu MH370 Raib di Diego Garcia
KPAI Kecam Dhani Libatkan Anaknya di Reality Show
Tim Pencari MH370 Mulai Menyerah

Berita terkait

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

34 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

37 hari lalu

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.

Baca Selengkapnya

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

37 hari lalu

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

37 hari lalu

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

18 Februari 2024

Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pejuang PPP Dukung Prabowo, Ketua DPP: Kami Solid

30 Desember 2023

Pejuang PPP Dukung Prabowo, Ketua DPP: Kami Solid

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menegaskan bahwa partainya solid.

Baca Selengkapnya

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Sebut Kesamaan Visi dengan Ganjar Pranowo: Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru

23 Juli 2023

Sandiaga Uno Sebut Kesamaan Visi dengan Ganjar Pranowo: Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru

Sandiaga Uno mengatakan memiliki visi yang sama dengan Ganjar Pranowo yaitu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru.

Baca Selengkapnya