TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan berbagai program pemerintah sebagai komoditas untuk dijual dalam kampanyenya. Dalam pidato sepanjang 52 menit di Jakarta International Expo, SBY memaparkan berbagai keberhasilan pemerintah.
"Namun manusia mudah lupa dan khilaf," kata SBY saat berpidato di depan ribuan kader Demokrat, Kamis, 3 April 2014. Untuk mengingatkan keberhasilan pemerintah, SBY lalu memaparkan sejumlah keberhasilan pemerintahnya selama 10 tahun. "Tentu datanya dari sumber jelas, dari negara dan pemerintah."
SBY memulai orasinya dengan memaparkan kondisi Indonesia sebelum Pemilu 2004. Dia mengatakan ada perkembangan, kemajuan, dan keberhasilan selama dia memerintah sejak 2004. Dia mengatakan prestasi pemerintahnya ini menjadi refleksi perjalanan 10 tahun ke belakang dan proyeksi 5-10 tahun ke depan. "Hasil dan kemajuannya nyata," katanya.
SBY lalu menyinggung sejumlah pencapaian pemerintah di bidang ekonomi, keamanan, dan demokrasi. Dia menuturkan, pada 2004, dia pernah berjanji akan menjadikan Indonesia lebih sejahtera, aman, damai, dan demokratis.
SBY juga menyinggung prestasinya yang tidak dia janjikan pada 2004 silam. Misalnya, pelunasan utang kepada IMF, penghentian sanksi militer, normalisasi kerja sama militer, penyelesaian perkara tuduhan pelanggaran HAM, dan perbaikan hubungan dengan Timor Leste, serta keikutsertaan Indonesia dalam kelompok G-20.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya