Jokowi memberikan tanda tangan di baju seorang pengunjung saat berbelanja di pusat perbelanjaan di Teluk Betung, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, (21/3). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Cianjur - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) optimistis dapat merebut suara di Cianjur. Ketua DPD PDIP Jawa Barat, T.B. Hasanuddin, mengatakan hingga sebelum kampanye yang dihadiri Jokowi, PDIP sudah meraih 20 persen suara.
"Setelah mengundang Jokowi ada kenaikan di atas 27 persen tapi memang belum 30 persen. Masih ada 11 hari dan kita optimistis," katanya di Cianjur, Sabtu, 29 Maret 2014.
Menurut dia, di Cianjur masih banyak potensi suara yang belum tergarap. Dari total penduduk Cianjur, sebanyak 46 persen belum memutuskan akan memilih partai apa dalam pemilu. T.B. Hasanuddin menilai kedatangan Jokowi ke Cianjur akan bisa mengalihkan para pemilih tersebut agar mau memilih PDIP.
"46 persen belum memutuskan partai apa. Dengan kehadiran Jokowi, saya bisa melihat, bakal ada orang-orang baru yang siap dukung PDIP," katanya.
T.B. Hasanudin yang juga menjabat wakil ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP menilai ada dua tipe pemilih yang akan memilih PDIP dalam pemilu legislatif kali ini. Pertama, petani marhaen yang turun-temurun sudah memilih PDIP. Kedua, pemilih baru yang merupakan masyarakat yang ingin perubahan yaitu dengan memilih PDIP.
"Mereka bahkan berinisiatif menanyakan siapa caleg yang pantas dipilih," katanya.
Joko Widodo mengatakan target PDIP di Cianjur adalah sesuai target nasional yaitu 27 persen. Melihat animo masyarakat hari ini, ia menilai Cianjur tidaklah terlalu sulit untuk ditaklukan. "Feeling saya mengatakan Cianjur tidaklah sangat sulit untuk ditaklukan," katanya.
Jokowi hari ini berkampanye di Jawa Barat. Ia mulai kampanye di Pasar Cisarua kemudian melanjutkan blusukan di Pasar Cipanas. Mantan Wali kota Solo ini kemudian melakukan kampanye terbuka di Lapangan Joglo, Cianjur, dan mengunjungi Pusat Perbelanjaan Ramayana, Cianjur.
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.