Pemilik Gunakan Televisi Gebuk Lawan Politik

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 25 Maret 2014 16:31 WIB

Calon Wakil Presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo berorasi dalam kampanye terbuka di Lapangan Sanca, Kampung Sindangkarsa, Tapos, Depok, Jawa Barat (18/3). Dalam kampanye yang dihadiri ribuan warga dan simpatisan, HT berjanji akan membawa Indonesia menjadi negara maju melalui pendidikan dan kesehatan gratis. (TEMPO/Ilham Tirta)

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian Pemantau Relugasi dan Regulator Media menemukan media televisi tidak hanya digunakan untuk menaikkan citra pemiliknya. Namun juga untuk menggebuk lawan politik.

"Berita mengenai tokoh politik pesaing cenderung negatif," kata peneliti dari PR2Media, Puji Rianto, saat memaparkan hasil penelitiannya di Jakarta, Selasa, 25 Maret 2014. Bahkan, kata Puji, jika ada keburukan lawan politik, media televisi cenderung mengeksploitasi keburukan itu. (Baca: Bawaslu Akan Panggil Tiga Partai Peserta Pemilu)

Penelitian ini dilakukan pada 7 sampai 13 Oktober 2013 terhadap sejumlah program berita. Penelitian dilakukan terhadap tiga media milik Hary Tanoesoedibjo, yaitu RCTI, MNC TV, dan Globa TV, Metro TV yang dimiliki Surya Paloh, serta SCTV milik Fofo Sariaatmadja. Hary Tanoe sudah dideklarasikan sebagai calon presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat. Sedangkan Surya Paloh merupakan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat. (Baca: Soal Berita Pemilu, Dewan Pers Soroti Empat Stasiun TV)

PR2Media meneliti acara Seputar Indonesia Pagi dan Seputar Indonesia Sore di RCTI, Lintas Pagi dan Lintas Petang tayang MNC TV, Buletin Indonesia Pagi dan Buletin Indonesia Siang untuk Global TV. Penelitian terhadap Metro TV dilakukan untuk siaran Metro Pagi dan Metro Siang. Sedangkan penelitian SCTV dilakukan pada Liputan 6 Pagi dan Liputan 6 Petang. Total yang diteliti 56 berita.

Puji mengatakan pemilik media menggunakan televisi untuk dua kepentingan, yaitu kepentingan ekonomi dan politik. Kepentingan ekonomi, misalnya, melindungi jaringan bisnis pemilik serta menghajar bisnis pesaing. Untuk kepentingan politik, kata Puji, berita mengenai pejabat publik yang bukan pesaing sifatnya cenderung netral.

Di sisi lain, hasil penelitian menyebutkan berita mengenai pemilik media cenderung positif dan narsis. Puji mengatakan hampir tidak ada berita negatif terhadap pemilik media. Berdasarkan penelitian, 19 konten berita melibatkan pemilik media sebagai obyek pemberitaan. Bahkan 15 konten atau 79 persen berita menggiring opini positif terhadap pemilik media.


WAYAN AGUS PURNOMO






Terpopuler:
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Jatuhnya MH370 Diungkap Satelit Inggris
Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370






Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya