Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan menjadi Presiden Indonesia itu mudah karena pemilihannya bisa dilakukan dengan cara curang. Sebaliknya, amatlah sulit menjadi pemimpin.
“Menjadi pemimpin itu sulit. Pemimpin bukan sekadar presiden, tapi tokoh yang memiliki mata hati, mengayomi, adil, dan jujur,” kata Megawati dalam pidato pada kampanye terbuka di Lapangan Kopral I Wayan Surem di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, 22 Maret 2014. (Baca lebih detail: Mega Beberkan Alasannya Pilih Jokowi)
Megawati mengaku sudah lama mencari sosok pemimpin yang seperti ini. Selain itu, pemimpin harus memiliki komitmen dan kepedulian menyejahterakan rakyat.
Beragam nama sudah diinventarisasi Megawati sebelum akhirnya ia terpikat pada sosok Joko Widodo alias Jokowi. ”Biar saja kerempeng, tapi dia itu banteng,” kata Mega. (Baca juga: Jokowi: Apakah Banteng Siap Masuk Istana?)
Sebelumnya Megawati juga mengaku sudah berpesan kepada Jokowi untuk menyejahterakan rakyat Indonesia dengan Tri Sakti Bung Karno. Hal itu telah ia pikirkan dengan matang. Bukan hanya untuk menjadi presiden, tapi membuat Indonesia ke depan menjadi lebih baik. (Baca: Jokowi: Jadi Capres Sangat Berat)