Yusril: Survei Bisa Tergantung yang Bayar  

Reporter

Sabtu, 8 Maret 2014 12:13 WIB

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari Partai Bulan Bintang sekaligus peserta Konvensi Rakyat, Yusril Ihza Mahendra, enggan mengomentari soal keberaniannya melawan calon presiden lain, seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Jokowi merupakan salah satu figur yang digadang-gadang menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan dan merajai survei elektabilitas capres.

"Ah, Anda ini pertanyaannya. Ini di kampus, pertanyaannya yang intelek sedikit, dong," kata Yusril seusai berdebat di serial seminar Dewan Guru Besar Universitas Indonesia di Fakultas Kedokteran, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Maret 2014.

Yusril tak mau menanggapi soal tingginya elektabilitas Jokowi dalam berbagai survei. Menurut dia, "Di survei itu tergantung siapa yang bayar," kata Yusril. (Baca: Survei, Elektabilitas Jokowi Kembali ke Puncak)

Yusril menampik elektabilitasnya rendah. Dia tak percaya dengan banyak survei elektabilitas capres yang tak pernah menempatkannya, minimal, di posisi tiga besar. "Siapa bilang elektabilitas saya rendah?" tanyanya.

Menurut Yusril, dia akan tetap maju jadi calon presiden. Pokoknya, kata Yusril, jalan saja. "Politik itu bisa berubah tiap menit," katanya.

Sebelumnya Yusril mengatakan pemilihan presiden 2014 belum tentu hanya akan diikuti oleh tiga pasangan calon. Sebab, dia masih menunggu putusan uji UU Pilpres di MK yang ia ajukan. Jika presidential threshold akhirnya dihapus oleh MK dalam Pemilu 2014, dia mengatakan dirinya bisa maju jadi capres.

KHAIRUL ANAM

Catatan Koreksi Redaksi:
Setelah mendapat masukan dari narasumber dan mendengarkan kembali rekaman wawancara, maka judul berita dan teks dalam berita ini berubah. Judul berita asli sebelum dikoreksi adalah “Yusril: Elektabilitas Jokowi Tinggi Itu Bohong”. Judul itu tak sesuai dengan ucapan narasumber. Demikian pula kalimat pada aline ketiga berita asli berbunyi “Menurut Yusril, elektabilitas Jokowi tertinggi dalam beberapa survei capres itu bohong belaka” juga keliru. Karena itu judul berita dan kalimat pada alinea ketiga kami koreksi. Mohon maaf atas kesalahan tersebut.




Terpopuler
Wawancara Blakblakan Danang Penembak Kucing
KPK Sita Rumah Anas di Duren Sawit dan Tanah di Yogya
Hafitd Ternyata Sewa Hacker Retas Akun Twitter Ade Sara

Berita terkait

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

3 hari lalu

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

Saat ini, Dato Sri Tahir adalah pejabat terkaya di negeri ini. Bagaimana ia membangun usahanya, kerajaan bisnis Mayapada Group?

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

22 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

Moeldoko memastikan semua menteri memenuhi undangan MK untuk hadir di sidang sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

23 hari lalu

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

Sidang sengketa mengenai Hasil Pilpres 2024 masih berlanjut. Yusril Ihza Mahendra yang memimpin Tim Pembela Hukum Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

23 hari lalu

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

Yusril mengatakan MK bisa memanggil siapa saja untuk dimintai keterangan dalam sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

23 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

Yusril mengatakan Kapolri adalah jabatan sehingga kehadirannya tak bisa melalui kuasa hukum pemohon dan hanya bisa dihadirkan oleh MK.

Baca Selengkapnya

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

24 hari lalu

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

Ketua Majelis Hakim MK Suhartoyo mengatakan pengajuan usulan sudah berakhir pada Senin, 1 April lalu.

Baca Selengkapnya

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

24 hari lalu

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

Kubu Ganjar-Mahfud menyinggung soal pernyataan Yusril yang dulu menyebut Putusan MK 90 problematik. Yusril lantas respons begini.

Baca Selengkapnya

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

24 hari lalu

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

Menurut Yusril, pertanyaan Luthfi tidak pantas diucapkan. Selain itu, dia juga menilai pertanyaan tersebut tidak etis dilontarkan di persidangan.

Baca Selengkapnya

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

29 hari lalu

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

Para pengacara yang tergabung dalam tim pembela Prabowo-Gibran, yaitu Otto Hasibuan, Fahri Bachmid, Hotman Paris Hutapea, dan O.C. Kaligis.

Baca Selengkapnya

Alasan Tim Pembela Prabowo-Gibran Meyakini MK akan Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud

30 hari lalu

Alasan Tim Pembela Prabowo-Gibran Meyakini MK akan Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud

Tim Pembela Prabowo-Gibran yakin dapat membantah seluruh dalil yang dikemukakan Ganjar-Mahfud di sidang MK.

Baca Selengkapnya