Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kedua kanan) dan Istri Iriana (kanan) seusai menanam pohon salak di wilayah percontohan Konservasi Ciliwung, Condet, Jakarta, Minggu (10/11). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Surakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri diminta segera memberi restu ke Joko Widodo untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden 2014.
Sebab Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang akrab disapa Jokowi tersebut merajai berbagai hasil survei capres 2014. Dorongan kepada Megawati agar segera merestui Jokowi diwujudkan dalam "surat cinta" untuk Megawati.
Sebuah spanduk putih berukuran panjang delapan meter dan lebar tiga meter terpasang di jembatan penyeberangan Sriwedari saat hari bebas kendaraan di Surakarta, Ahad pagi, 5 Januari 2014.
Pada bagian atas spanduk tertulis "Surat Cinta Untuk Megawati" dan di bagian bawahnya, "Capreskan Jokowi". Spanduk dilengkapi foto sang Gubernur DKI Jakarta. Di sela tulisan dan foto Jokowi, terpasang kertas karton berbentuk hati berwana merah muda.
Penggagas dukungan, Mayor Haristanto, mengatakan hasil survei menunjukkan Jokowi mendapat dukungan masyarakat untuk maju di pemilihan presiden 2014. "Hanya saja Jokowi seorang loyalis. Dia menunggu instruksi Megawati," ujarnya.
Karena itu, menurut Mayor, saat ini bola berada di tangan Megawati. Dia meminta Megawati segera mendeklarasikan Jokowi sebagai capres dari PDI Perjuangan. "Ini tuntutan masyarakat. Kalau tidak sekarang jadi capres, kapan lagi," katanya. (Baca : PDIP Subang DukungJokowi Jadi Calon Presiden)
Dia menyediakan 500 kertas karton berbentuk hati dalam berbagai ukuran. Masyarakat yang mendukung Jokowi sebagai capres 2014 diminta menempelkannya ke spanduk. Setelah itu, dia akan memotret spanduk tersebut dan mencetaknya. Hasil cetakan foto akan dikirim ke kantor DPP PDI Perjuangan.
Salah seorang warga, Siti Marfuatin, 19 tahun, menilai belum saatnya Jokowi jadi capres di pilpres 2014. "Sebaiknya selesaikan dulu tugasnya sebagai Gubernur Jakarta," katanya.
Dia menyoroti langkah Jokowi yang menjadi Gubernur Jakarta pada Oktober 2012, sementara jabatan sebagai Wali Kota Surakarta masih tersisa sekitar 2,5 tahun. "Sekarang jadi Gubernur Jakarta belum genap 2 tahun, masak sudah jadi presiden? Lebih baik menunggu pilpres 2019," ujar mahasiswa Komunikasi Massa Politeknik Indonusa Surakarta ini.
Rekapitulasi Suara Pemilu di Solo Diwarnai Interupsi, Saksi PDIP Enggan Teken Berita Acara
55 hari lalu
Rekapitulasi Suara Pemilu di Solo Diwarnai Interupsi, Saksi PDIP Enggan Teken Berita Acara
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 yang diselenggarakan KPU Kota Solo, Sabtu malam, 2 Maret 2024, sempat diwarnai interupsi dari saksi PDIP.