TEMPO.CO, Jakarta -Calon presiden Prabowo Subianto mensinyalir sejumlah kecurangan dalam pelaksanaan pemilu presiden. Ia meminta Komisi Pemilihan Umum memfasilitasi pencoblosan ulang. "Tentu harus diulang," ujarnya usai menyambangi kediaman mantan Presiden, B.J. Habibie, Sabtu, 17 Juli 2014.
Prabowo menjelaskan, indikasi kecurangan terlihat dari temuan Badan Pengawas Pemilu yang merekomendasikan pencoblosan ulang di 5800 Tempat Pemungutan Suara di Jakarta. "Kalau tidak salah di Jakarta, Bawaslu sudah setuju pencoblosan ulang di 5.800 TPS karena ada keanehan, kejanggalan," katanya. (baca juga : Tim Prabowo-Hatta Akui Kalah Telak di Jateng)
Prabowo enggan menjelaskan secara detil bentuk kecurangan tersebut. Begitu pun dengan wilayah-wilayah lain yang diklaim terindikasi kecurangan serupa. Ia hanya berkeyakinan perolehan suaranya jauh mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Insya Allah, kalau tidak ada kecurangan, kami akan menang," ujarnya. (baca juga :Tim Prabowo Tak Kecewa soal Penghitungan Suara KPU)
Berdasarkan hasil perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum di 21 provinsi, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul tipis 50,3 persen dibandingkan Prabowo-Hatta, 49,7 persen. Suara yang masuk belum termasuk dari DKI Jakarta dan Jawa Timur.
RIKY FERDIANTO
Berita Terpopuler
Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat
Pernyataan Obama Soal MH17 Dicaci di Twitter
Isi Kargo MH17, Surat Diplomatik sampai Suku Cadang Helikopter
Jembatan Comal Amblas, Jalur Alternatif Molor 30Km
Polisi Bongkar Transaksi Seks Melalui BBM