TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Bersenjata RI (Danpuspom ABRI) Mayor Jenderal Purnawirawan Syamsu Djalal mengatakan Puspom punya cukup bukti untuk menyeret Prabowo Subianto ke Mahkamah Militer (Mahmil). "Sudah cukup bukti. Yang menyatakan bersalah atau tidak nanti pengadilan militer," ujarnya setelah acara peringatan Hari Konvensi Internasional Anti-Penghilangan Orang Secara Paksa, Ikatan Korban Orang Hilang Indonesia (IKOHI) di Gedung Joang 45, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2014.
Syamsu mengatakan Mahmil telah mengadili anggota Tim Mawar yang bertugas menculik aktivis. Ketika itu, ujarnya, kesaksian korban penculikan berujung pada hukuman terhadap sejumlah anggota tim. Menurut dia, sudah sepantasnya pemimpin yang menugaskan Tim Mawar ikut diadili. "Komandannya sudah jelas Prabowo Subianto, bukan Hermawan," ujarnya. (Baca: Soal HAM, Prabowo Dianggap Lempar Tanggung Jawab)
Sebelumnya, Syamsu pernah menyebut bahwa Prabowo seharusnya dibawa ke Mahkamah Militer sebagai aktor intelektual dari kasus penculikan para aktivis pada 1998. Menurut dia, tidak adil jika hanya para prajurit yang diadili di Mahkamah Militer, sementara Prabowo selaku Komandan Jenderal Kopassus ketika itu hanya dibawa ke Dewan Kehormatan Perwira (DKP). (Baca: Ini Alasan Prabowo Dipecat sebagai Perwira)
Melalui debat calon presiden pertama, Senin dua pekan lalu, Prabowo mengungkapkan penculikan aktivis dilakukannya untuk mengamankan negara. Menurut dia, hal itu dilakukannya untuk melindungi kepentingan yang lebih besar. Dia meminta penilaian soal tindakannya itu ditanyakan kepada atasannya kala itu. (Baca: Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo)
DKP yang dibentuk Panglima ABRI Jenderal Wiranto, juga mengungkit keterlibatan calon presiden nomor urut 1 itu dalam penculikan aktivis. Surat keputusan DKP menyebutkan Prabowo melakukan tidak pidana perampasan kebebasan orang lain dan penculikan. Agum Gumelar, salah seorang anggota DKP, menunjuk Syamsu sebagai pihak yang berwenang melakukan penyidikan. (Baca: DKP Nilai Prabowo Coreng Kehormatan Negara dan TNI)
AMOS SIMANUNGKALIT
Terpopuler
Di Balik Pemberedelan Tempo
Berseragam Nazi, Dhani Balik Kecam Pengkritik
Goenawan Mohamad: Media Tak Harus Netral