TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 13 Mei 2014. Pertemuan ini berkaitan dengan rencana Prabowo-Hatta berpasangan dalam pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang.
Menurut Prabowo, kedatangannya bersama Hatta adalah untuk melaporkan niat partai mereka berkoalisi dan rencana keduanya maju sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, guna bersama-sama berjuang melanjutkan apa yang telah dicapai para pemimpin bangsa selama ini, mengamankan kedaulatan negara, dan memajukan kesejahteraan rakyat.
"Itu niat perjuangan kami," kata Prabowo seusai bertemu SBY. Pertemuan SBY dan Prabowo-Hatta berlangsung selama kurang-lebih setengah jam sejak sekitar pukul 17.30 WIB. Dalam pertemuan itu, Prabowo dan Hatta tampil kompak mengenakan kemeja putih. Prabowo berlengan panjang, Hatta berlengan pendek.
Prabowo mengatakan kedatangannya bersama Hatta untuk menemui SBY dilatarbelakangi posisi Hatta sebagai menteri dalam kabinet yang SBY pimpin. "Rasanya tidak etis kalau saya mengajak seorang menteri aktif tanpa datang untuk meminta izin ke beliau (SBY)," ujar dia.
Apalagi, Prabowo menambahkan partai yang Hatta pimpin juga berada dalam koalisi bernama Sekretariat Gabungan di bawah koordinasi Partai Demokrat, partai yang dipimpin SBY. "Jadi, saya pun harus minta izin untuk mengajak PAN berkoalisi," ucapnya. Selain itu, kata Prabowo, SBY adalah seniornya saat keduanya di dunia militer. "Saya datang sebagai junior yang meminta izin kepada senior."
Menurut Prabowo, SBY menerima izin yang diajukannya bersama Hatta. "Beliau merestui, memberikan izin, dan mendoakan agar perjuangan kami berhasil," kata eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini.
Hatta mengatakan kedatangannya bersama Prabowo adalah sebuah kewajiban lantaran dia adalah menteri aktif yang akan maju sebagai calon wakil presiden. Menurut dia, sesuai aturan yang berlaku, seorang pejabat negara yang ingin ikut dalam pemilihan presiden harus mengajukan permohonan mengundurkan diri dan mendapatkan izin dari presiden. "Ketentuan itu harus saya patuhi."
Selain meminta restu, menurut Hatta, SBY juga menyampaikan sejumlah pesan berkaitan dengan kompetisi dalam pemilihan presiden mendatang. "Kompetisi ke depan harus tetap membawa keteduhan dan kesejukan bagi bangsa," kata Hatta, menirukan pesan SBY. "Ini adalah proses demokrasi yang pada akhirnya harus membawa kejayaan bagi bangsa."
PRIHANDOKO
Baca juga:
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Jadwal Pemadaman Listrik Jakarta Hari Ini
Ikang: Wajar, Rhoma Bermanuver Lewat Fan