Survei: Partai Islam Tak Diminati Pemilih Pemula

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Seorang simpatisan dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memerankan tokoh Pahlawan bernama Rohman, turun dari metro mini setelah membagikan brosur anti golput didalam saat kampanye simpati, di Bunderan HI, Jakarta (28/3). Dalam kampanye simpati tersebut mereka menyerukan kepada warga masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 9 April mendatang dan menolak untuk menjadi Golput. TEMPO/Imam Sukamto
Seorang simpatisan dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memerankan tokoh Pahlawan bernama Rohman, turun dari metro mini setelah membagikan brosur anti golput didalam saat kampanye simpati, di Bunderan HI, Jakarta (28/3). Dalam kampanye simpati tersebut mereka menyerukan kepada warga masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 9 April mendatang dan menolak untuk menjadi Golput. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketertarikan pemilih pemula terhadap partai politik berbasis Islam sangat rendah. Pemilih pemula menganggap partai Islam lebih konservatif. Hasil survei Lembaga Klimatologi Politik menunjukkan 77 persen responden pemilih pemula cenderung memilih partai nasionalis.

"Partai Islam dinilai kurang aktif mendorong nilai-nilai perubahan, dan dikesankan kaum sarungan atau kurang gaul," kata Usman Rachman, Direktur Utama Lembaga Klimatologi Politik saat memaparkan hasil surveinya di Pulau Dua Restorant, Jakarta, Selasa, 1 April 2014.

Adapun yang memilih partai politik Islam hanya 19,2 persen. Menurut Usman, hal itu karena partai nasionalis selalu tampil paling depan dalam menawarkan program perubahan. "Pemilih pemula juga secara kultur biasanya tidak suka dengan hal-hal yang berbau konservatisme," ucapnya.

Survei ini dilakukan pada 16-26 Maret 2014 di 34 provinsi se-Indonesia. Jumlah respondennya 1.240 orang, menggunakan  teknik multi -stage random sampling dengan ambang kesalahan survei dengan wawancara tatap muka dan  kuesioner itu diklaim kurang lebih 2,8 persen.

Usia pemilih pemula berkisar 16-21 tahun. Mereka yang baru pertama memiliki hak pilih umumnya berstatus pelajar Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa S1. Sebagian pula belum menyentuh pendidikan formal di pedesaan.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Usman, dari persentase hasil survei Lembaga Klimatologi, parpol Islam jauh di bawah partai-partai nasionalis. Misalnya Partai Amanat Nasional yang hanya didukung 5,4 persen responden, Partai Kebangkitan Bangsa (4,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (4,2 persen), Partai Persatuan Pembangunan (3,6 persen), sertaPartai Bulan Bintang (1,2 persen).

Adapun partai nasionalis berada di urutan teratas adalah Golkar (22, 9 persen), PDI Perjuangan (20,4 persen), Partai Gerakan Indonesia Raya (15,6 persen), Hati Nurani Rakyat (8,4 persen), dan Partai Demokrat (6,1 persen).

Usman mengatakan, isu korupsi membuat pmilih pemula kurang tertarik dengan partai islam. Contohnya, Partai Keadilan Sejahtera yang cukup berhasil merangkul pemilih pemula pada pemilu 2009, "Tetapi karena petinggi partainya terkena kasus korupsi, PKS kini partai papan bawah."

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Form, Apa Saja Fungsinya?

5 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling


Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

5 hari lalu

Peti mati. Ilustrasi
Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.


KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

7 hari lalu

Koordinator IM57+ M. Praswad Nugraha bersama pakar hukum tata negara Bivitri Susanti (kanan) dan advokat Saor Siagian (kiri) dalam konferensi pers
KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.


Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo (tengah) disambut para pendukungnya saat acara Konsolidasi Pemenangan Bacapres PDIP di Serang, Banten, Sabtu, 27 Mei 2023. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian safari politik Ganjar Pranowo ke daerah-daerah untuk mengkonsolidasikan massa pendukung. ANTARA/Asep Fathulrahman
Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.


Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

7 hari lalu

Gunung Raung terlihat mengeluarkan abu vulkanik ketika kapal penyebrangan yang mengangkut pemudik  di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 12 Juli 2015. Pemudik lebih banyak memilih mudik dengan jalur darat laut dikarenakan Gunung Raung terus bererupsi. TEMPO/Johannes P. Christo
Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.


Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

9 hari lalu

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei yang dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.


Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

11 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel


Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

11 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli


Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

32 hari lalu

Puluhan demonstran pro-Palestina mengangkat telapak tangan mereka saat rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, AS, 31 Oktober 2023. Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas. REUTERS/Kevin Lamarque
Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup


Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

49 hari lalu

Ilustrasi perkosaan. prameyanews7.com
Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.