TEMPO.CO, Jakarta - Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) ikut membantu penanganan serangan peretasan yang menyasar website milik Komisi Pemilihan Umum atau KPU.
Baca juga:Arif Budiman: Website KPU Diserang Peretas Dalam dan Luar Negeri
Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak mengatakan telah membentuk tim untuk pengamanan di bidang teknologi informasi untuk membantu KPU. "Saya mengibaratkan KPU sebagai sebuah rumah, kami berada di luar rumah itu," ujar Syahrul di Kantor BSSN, Jakarta Selatan, Jumat 15 Maret 2019.
Pengibaratan lainnya, kata Syahrul dengan menyiapkan penjagaan dengan membuat teralis, memasang CCTV, dan melihat orang yang lalu lalang di sekitar rumah itu. Hal ini yang telah dilakukan BSSN untuk membantu keamanan situs KPU. "Terkait dalam rumah itu isinya apa saja, kami harus minta izin dengan yang punya rumah dulu," ujar dia.
Direktur Pengendalian Informasi, Investigasi, dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan mengatakan bahwa telah memberikan rekomendasi kepada KPU ihwal langkah mengatasi peretasan situs. Sejauh ini langkah keamanan dari KPU itu masih aman sampai nanti proses Pemilu di April. "Mengingat akan banyak data yang diinput KPU nanti," kata Bondan.
Sebelumnya, Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan meminta masyarakat untuk tidak khawatir atas berbagai serangan cyber terhadap web resmi KPU. “Serangan itu tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan suara,” kata dia di hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.
Baca juga: Kata Komisioner Soal Motif Peretasan Situs KPU
Wahyu Setiawan menuturkan memang ada serangan-serangan cyber terhadap web KPU. Namun, sistem teknologi informasi yang menjadi sasaran penyerangan cyber adalah fasilitas yang sifatnya sekunder. Jadi yang terkena, kata dia, adalah sistem teknologi informasi yang digunakan untuk memberikan pelayanan informasi pada masyarakat.
Ada pun mengenai hasil Pemilu, kata dia, akan ditentukan melalui proses sesuai peraturan perundang-undangan. “Itu melalui rapat pleno berjenjang," kata Wahyu di hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.