Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama dua Wakil Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono, Fadel Muhammad (kanan) dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham (kiri). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya Agung Laksono menyatakan posisi politik partainya dalam Koalisi Merah Putih akan ditentukan ketua umum yang baru. Sosok ketua umum baru ini juga dapat mengubah haluan berkoalisi dengan pemerintah. (Baca: Bahas Munas, Aburizal Kumpulkan Ketua Golkar Provinsi)
"Selama ini Ical (Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie) arahnya Koalisi Merah Putih. Tapi itu bisa berubah kalau pemimpinnya berubah," kata Agung di Istana Negara, Senin, 28 Juli 2014. (Baca: Ical Dianggap Gagal Total)
Menurut Agung, Golkar sebenarnya memiliki semangat membangun negara dan menciptakan stabilitas nasional. Meski demikian, Agung mengklaim partai beringin tetap kritis dan demokratis dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Sikap ini menempatkan Golkar untuk lebih nyaman di dalam pemerintahan tapi tetap kritis terhadap seluruh kebijakan. "Kita tak bisa bicara tidak (berkoalisi), bisa saja itu terjadi," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini. (Baca: Golkar Pecat Kader Pro-Jokowi)
Perihal ketua umum baru, Agung menyatakan Golkar seharusnya menggelar musyawarah nasional pada Oktober 2014. Munas ini akan lahir setelah dilakukan rapat pimpinan nasional yang mengevaluasi hasil pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. "Tak perlu munas luar biasa, cukup munas biasa saja. Sesuai dengan aturan, seharusnya Oktober sudah munas." (Baca: Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar)