TEMPO.CO, Jakarta: Bekas ketua tim kampanye nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud Md., mengaku kecewa dengan staf Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mahfud menilai petugas PKS terlalu menutupi data hasil penghitungan cepat dengan alasan takut bocor ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Baca: Berkas Gugatan Prabowo ke MK Bolong-bolong)
"Ketika saya hubungi langsung, tak diangkat. Ketika diangkat, selalu berkata sedang divalidasi," ujar Mahfud saat dihubungi Tempo, Ahad, 27 Juli 2014. Mahfud menangkap kesan petugas PKS yang bertanggung jawab itu menghindar. (Baca: Mahfud Md Menolak Terlibat Sengketa Pilpres di MK)
Menurut Mahfud, PKS sejak awal memang dipercaya sebagai perancang strategi, termasuk mengurus saksi dan formulir. Tapi, Mahfud menilai tak pernah ada kejelasan data dari PKS setelah pemungutan suara 9 Juli 2014 berakhir. (Baca: Tim Prabowo Terburu-buru Urus Berkas Sengketa)
Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi ini menilai tertutupnya data penghitungan cepat PKS-yang memenangkan Prabowo-Hatta-menjadi blunder. Seharusnya, kata Mahfud, PKS bisa menunjukkan bukti kemenangan atau minimal menunjukkan daerah yang terjadi kecurangan.
Mahfud yang mengaku pernah menangani 396 sengketa pemilu menyatakan data akurat menjadi kunci untuk menunjukkan adanya kecurangan. Tanpa data yang valid, Mahfud merasa integritasnya bakal jatuh. Mahfud mengaku memutuskan mundur dari tim kampanye karena pertimbangan data tersebut.
DINI PRAMITA
Terpopuler
Lima Jebakan buat TKI di Bandara Soekarno-Hatta
TNI AD Ungkap Identitas Tentara Pemeras TKI
Syarat Menteri Agama di Kabinet Jokowi-JK
Menipu, BI Tutup Money Changer di Soekarno-Hatta
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaAksi Romy PPP di Kubu Jokowi: Dekati Ulama, Tepis Isu Obor Rakyat
17 Maret 2019
Pada pertengahan Desember 2018, Romy PPP menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.
Baca SelengkapnyaSiapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini
6 Februari 2019
Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno membantah tengara kubu Jokowi soal keterlibatan konsultan asing dalam pemilihan presiden kali ini.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaKonflik Golkar dan PPP Bawa Efek Berantai
14 Desember 2014
Perebutan legitimasi ini juga berpeluang merembet.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai
9 Desember 2014
Konflik terjadi di PPP dan Golkar.
Baca Selengkapnya