TEMPO.CO, Jakarta - Nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, gencar diberitakan masuk ke dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saat ini, Abraham menyatakan tengah berfokus dalam penyelesaian masalah-masalah korupsi.
"Pertama kami selesaikan tugas di KPK saja," kata Abraham selepas memberikan takjil kepada pengguna sepeda motor dan mobil yang sedang melintas di depan gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Juli 2014. (Baca: Susun Kabinet, Jokowi Minta Masukan Rakyat via Facebook)
Karena alasan tersebut, Abraham enggan untuk menanggapinya. "Tapi sekarang saya belum komentar, karena masih ingin konsentrasi dengan teman-teman di KPK dalam memberantas korupsi," ucap dia. Apalagi, dia meneruskan, nantinya banyak kasus-kasus yang lebih besar.
Namun, menurut Abraham, hal ini bukan penolakan. Yang jelas, Abraham mengatakan, segala sesuatu harus dibicarakan dengan pimpinan dan pegawai KPK terlebih dulu. "Apakah pegawai mengiklhaskan saya," kata pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu.
Di tengah isu yang beredar, Abraham digosipkan bakal menjadi Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri. Menurut Abraham, namanya diisukan masuk ke dalam kabinet karena masyarakat mengapresiasi kinerja KPK. (Baca: Tiga dari 46 Menteri Kabinet Jokowi Usulan Slank)
"Bukan Abraham Samad," ujar Abraham. KPK, kata Abraham, berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberi kepercayaan 100 persen.
SINGGIH SOARES
Terpopuler
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub
Berita terkait
9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK
1 jam lalu
Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
2 jam lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik
3 jam lalu
Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.
Baca SelengkapnyaPenyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka
4 jam lalu
Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?
Baca Selengkapnya2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?
6 jam lalu
Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya
7 jam lalu
Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.
Baca SelengkapnyaKPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal
17 jam lalu
KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaIstana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK
17 jam lalu
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
20 jam lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca SelengkapnyaKelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta
20 jam lalu
Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar
Baca Selengkapnya