TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Organisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidajat mensinyalir banyaknya kejanggalan dalam formulir penghitungan suara atau C1 merupakan kesalahan sistematis. Musababnya, kata dia, banyaknya kesalahan penulisan hasil penghitungan suara di masing-masing Tempat Pemungutan Suara yang diunggah di website Komisi Pemilihan Umum itu seragam. (Baca: Cegah Manipulasi Kubu Jokowi Kumpulkan Formulir C1)
"Kesalahan di C1 itu direkayasa, harus dicari motifnya apa, dalangnya siapa," kata dia ketika dihubungi, Senin, 14 Juli 2014.
Menurut Djarot, penggelembungan suara di formulir C1 yang menguntungkan kubu Prabowo itu sangat banyak terutama di Jawa Tengah yang merupakan basis massa PDIP, dan daerah-daerah pelosok. "Banyak sekali yang merubah angka." Sehingga, ujar dia, tidak mungkin bila penggelembungan itu hanya kesalahan teknis. "Kalau kesalahan teknis kok elementer banget," kata mantan Wali Kota Blitar itu.
Karena itulah, Djarot mengatakan tim Jokowi-Kalla siang ini mengumpulkan tim hukum dan advokasi bersama ratusan advokat untuk membahas temuan tersebut. Dia belum bisa memastikan apakah Tim Jokowi-Kalla akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi atas temuan-temuan itu. "Mau dibahas dulu. Siap-siap juga kita menggugat atau digugat. Kalau bisa ya diselesaikan baik-baik," ujarnya. (Kubu Prabowo Tak Ambil Pusing Soal Kisruh Formulir C1)
Sebelumnya, banyak ditemukan keganjilan ketika membuka formulir penghitungan suara di website KPU. Di antaranya formulir C1 di TPS 47, Kelapa Dua, Kelapa Dua, Tangerang, Prabowo-Hatta meraup 814 suara. Sedangkan Jokowi-Kalla memperoleh 366 suara. Namun, jumlah seluruh suara di formulir tersebut hanya 380. Padahal tak ada suara yang tidak sah.
Contoh lainnya, di TPS 32, Kota Batu, Ciomas, Bogor, Prabowo-Hatta memperoleh 122 suara, Jokowi-Kalla tercatat mendapat 192 suara, tidak sah hanya 3. Namun, total suara mencapai 414 suara. Di TPS 09, Batu Licin, Batu Licin, Tanah Bambu, Prabowo-Hatta mendapat 104 suara, Jokowi-Kalla 266 suara. Namun suara sahnya tertulis 270. Serta masih banyak kesalahan-kesalahan serupa bila ditelusuri satu per satu.
LINDA TRIANITA
Berita terkait
Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol
6 jam lalu
DPP PDIP melepas pelari pembawa obor perjuangan yang bersumber dari api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah untuk Rakernas PDIP.
Baca SelengkapnyaReaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas
13 jam lalu
Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.
Baca SelengkapnyaNgabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya
23 jam lalu
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin keberatan jika Jokowi disebut menyibukkan diri oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP Akan Gunakan Api Abadi Mrapen Saat Acara Pembukaan Rakernas, Apa Maknanya?
1 hari lalu
PDIP akan menggunakan Api Abadi Mrapen dari Grobogan, Jawa Tengah, saat acara pembukaan dan menempatkanya selama Rakernas.
Baca SelengkapnyaTak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V
1 hari lalu
PDIP tidak mengundang Jokowi dalam acara Rakernas V di Jakarta. Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan PDIP juga bakal menentukan sikap politiknya.
Baca SelengkapnyaRakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan
1 hari lalu
PDIP akan lakukan Rakernas V di kawasan Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024. Apa persiapan dan yang akan dibahas dalam Rakernas PDIP itu?
Baca SelengkapnyaMisteri 2 Nama Calon Gubernur di Pilkada Jakarta dari PDIP
1 hari lalu
Eriko PDIP mengungkap masih ada 2 nama lain yang masuk bursa calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Siapa mereka?
Baca SelengkapnyaAhok Masuk Bursa untuk Pilgub Jakarta dan Sumut dari PDIP, Bagaimana Peluangnya?
1 hari lalu
PDIP menyatakan bisa saja terjadi kejutan dalam bursa bakal calon Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaDjarot PDIP Sebut RUU MK Sisi Gelap Kekuasaan
1 hari lalu
Politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan kekhawatirannya soal RUU MK yang telah disahkan di tingkat 1 dan selangkah lagi disahkan jadi UU.
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas
2 hari lalu
PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.
Baca Selengkapnya