Jangan Percaya, Banyak Lembaga Survei Dadakan  

Reporter

Selasa, 8 Juli 2014 20:28 WIB

Ade Armando. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden 9 Juli esok, banyak bermunculan lembaga-lembaga survei. Publik diminta tidak mudah mempercayai lembaga-lembaga survei yang muncul mendadak dan belum teruji.

Ahli komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2014, mengatakan survei yang benar harus dilakukan berdasarkan metodologi yang benar, pelaku survei yang independen, serta persyaratan lain yang tidak mudah. Melihat ketatnya persyaratan tersebut, banyak lembaga survei yang mendadak muncul akir-akhir ini sebenarnya tidak perlu dipercaya.

Publik harus jeli melihat dua hal mengenai lembaga survei. Pertama, apakah lembaga survei tersebut baru muncul. Kedua, apakah lembaga survei tersebut dimiliki atau mempunyai keterkaitan dengan lembaga politik tertentu atau politikus dari partai tertentu.

"IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo dan INES (Indonesia Network Election Survei) itu pemiliknya adalah seorang caleg Partai Gerindra. Jadi ada interest-nya sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan pegangan," kata Ade Armando.

Seperti diketahui, Harry Tanoe adalah pengusaha yang terjun ke dunia politik. Mula-mula bergabung dengan Partai NasDem, ia kemudian pindah ke Hanura. Namun, dalam pilpres, saat Hanura bergabung dengan Jokowi-Jusuf Kalla, Harry Tanoe merapat ke kubu Prabowo-Hatta.

Menurut Ade Armando, hasil survei IRC dan INES cenderung menempatkan elektabilitas Prabowo lebih tinggi daripada Jokowi. Pada akhir Februari 2014, misalnya, INES melansir hasil survei elektabilitas Prabowo mencapai 40,8 persen, sedangkan Jokowi sebesar 5,6 persen. (Baca: Riset Nomura Prediksi Jokowi Ungguli Prabowo)

Adapun survei IRC yang dirilis pada Sabtu, 5 Juli 2014, menyebutkan elektabilitas Prabowo-Hatta unggul 47,5% dan Jokowi-Hatta mencapai 43 persen. Padahal, survei lembaga-lembaga survei ternama dan terkemuka lainnya tetap mengunggulkan Jokowi-JK.

Pengajar komunikasi politik UI itu mengatakan publik sepatutnya hanya berpegang pada hasil survei dari lembaga-lembaga survei yang memiliki rekam jejak yang baik dan sudah teruji.

Lembaga survei yang telah teruji lebih dari 10 tahun dan independen memang bisa dijadikan rujukan dan hasil surveinya bisa dipercaya. (Baca: Jokowi-JK Masih Unggul di Sejumlah Survei)

Menurut catatan, banyak lembaga survei terkemuka dan ternama yang tetap mengunggulkan Jokowi-JK, di antaranya Populi Center, Harian Kompas, Soegeng Sarjadi Syndicate Government (SSSG), Alvara Research Center (ARC), Indikator Politik, Pol Tracking Institute, dan Cyrus Network.

EVIETA FADJAR




Berita Terpopuler
Buruh Bantah Dukung Prabowo pada Hari Tenang
Kasus Hong Kong, Politikus PDIP Minta Diulang
Beda Strategi dan Gaya Sosmed Prabowo dan Jokowi
KPK Larang Staf Khusus Menteri PDT ke Luar Negeri

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya