Allan: Prabowo Bisa Jadi Presiden Berbahaya  

Reporter

Senin, 7 Juli 2014 12:11 WIB

Allan Nairn. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Turun dari jembatan penyeberangan di depan gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Allan Nairn melangkah cepat dan segera masuk ke dalam gedung. Dia menoleh dan terkejut ketika Tempo memanggilnya dari belakang--tapi kemudian tersenyum. ”Maaf telat. Saya kira kita akan bertemu di dalam gedung," ujarnya dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Allan mengenal Jakarta. Dia pertama kali datang pada 1991. Selanjutnya, ia bolak-balik ke Timor Timur--nama provinsi itu ketika belum merdeka--dan ke Aceh untuk meliput konflik.

Kali ini ia kembali dan mencengangkan publik dengan testimoni yang dimuatnya di blog www.allanairn.org. Dalam laman blog itu, ia membuka wawancara off the record dengan Prabowo Subianto, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia yang kini menjadi calon presiden. Dalam percakapan pada 21 Juni dan 2 Juli 2001 di Jakarta, Prabowo mencemooh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai presiden buta dan menyebut Indonesia belum siap berdemokrasi.

Bertahun-tahun Allan menjadi target operasi TNI. Pada 12 November 1991, ia dan rekannya, Amy Goodman, berada di Santa Cruz, Dili, dan menyaksikan sendiri pembantaian oleh tentara Indonesia. Kala itu, ia dan Amy mencoba menghalangi penembakan warga sipil, tapi gagal. Allan malah dihantam popor M16 hingga tengkoraknya retak dan ia didera vertigo hingga sepuluh hari. Atas semua prestasi jurnalistiknya, Allan meraih penghargaan jurnalistik Robert F. Kennedy Memorial First Prize Award, George Polk Award, dan James Aronson Award.

Rabu siang pekan lalu, Allan berkunjung ke kantor Tempo. Terlihat capek, pria 58 tahun ini memberi alasan, ”Semalam saya cuma tidur satu jam.” Saat ini ia tengah menyiapkan laporan lain tentang pelanggaran hak asasi di Indonesia.

Sepanjang wawancara, beberapa kali Allan menjawab pesan dari tiga telepon seluler yang tergeletak di meja. Ia mengatakan tak suka telepon pintar. ”Smartphone menyimpan terlalu banyak informasi di satu tempat. Kalau saya ditangkap, semua informasi bisa diambil,” katanya.



<!--more-->



Bagaimana pendekatan Anda kepada Prabowo hingga mendapat kesempatan wawancara pada 2001?
Saya menghubungi Prabowo melalui ajudannya. Prabowo setuju. Kenapa dia mau? Saya tidak tahu. Mungkin dia pikir kami bisa berbicara tentang hal-hal menarik. Waktu itu saya mendekati dia untuk wawancara tentang suatu pembunuhan di luar Timor Leste yang sedang saya selidiki.

Pembunuhan apa?
Tidak bisa saya sampaikan.

Apa saja yang Anda tanyakan kepadanya?
Well, saya telah menyiapkan lebih dari 130 pertanyaan, sebagian besar berkaitan dengan pembunuhan tadi. Kami berbicara dalam bahasa Inggris. Dia mengaku tahu tentang pembunuhan itu, tapi tidak memiliki informasi lebih dalam.

Informasi apa yang Anda maksud?
Saya tidak bisa mengatakannya sekarang kepada Anda karena saya masih mengerjakan tulisan tentang itu. Yang pasti Prabowo memberi background yang berguna untuk saya. Kami akhirnya berbicara tentang politik dan topik lain, termasuk kerja sama Prabowo dengan Amerika.

Bagaimana pandangan Prabowo terhadap Amerika?
Saya berbicara banyak hal detail tentang itu. Dia mengaku kecewa. Saya setuju dengan dia yang mengatakan Amerika munafik. Lewat duta besarnya, mereka mengatakan Prabowo adalah pelaku tindak kriminal. Padahal, Amerika juga membunuh dengan mendukung militer Indonesia dengan senjata dan uang.

Bagaimana Prabowo menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda?
Ada kalanya dia bicara tenang, ada kalanya emosional. Salah satunya soal Amerika dan semua pekerjaan yang ia lakukan untuk Amerika. Hal lain adalah topik demokrasi, fasisme, dan Gus Dur. Ia sangat emosional tentang itu. Terkadang dia bangun dan berjalan di sekitar ruangan dengan cepat. Kadang ia menaikkan suaranya dan berbicara keras.

Dia menjelaskan tentang penculikan aktivis?
Dia tidak berbicara tentang kejahatannya sendiri, termasuk soal penculikan aktivis dan pembantaian.


Advertising
Advertising


<!--more-->



Menurut Anda, mengapa masih ada rakyat Indonesia yang memilih Prabowo?


Ini menggambarkan sebagian besar masyarakat tidak tahu Prabowo. Itu kesalahan pers. Survei menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia tidak akrab dengan fakta-fakta. Hanya sedikit orang yang tahu tentang penculikan aktivis meski telah banyak dipublikasikan.

Anda melanggar kode etik jurnalistik dengan membuka wawancara off the recorddengan Prabowo....
Ini masalah yang sangat serius. Di satu sisi, saya tentu melanggar janji saya kepada Prabowo. Di sisi lain, saya tak bisa menyimpan informasi yang berguna bagi rakyat Indonesia. Saya tidak punya pilihan. Saya harus mempublikasikannya karena Prabowo mungkin akan jadi presiden. Saya cemas karena Prabowo adalah pelanggar hak asasi manusia terburuk dalam sejarah kontemporer Indonesia.

Pernahkah Anda melanggar janji off the record sebelumnya?
Saya belum pernah melakukannya.

Anda bukan orang Indonesia, mengapa Anda merasa perlu membuka wawancara itu meski konsekuensinya Anda bisa dianggap mencederai etika jurnalistik?
Saya manusia. Saya ingin menghentikan pembunuhan terhadap warga sipil.

Sebelum mempublikasikan wawancara itu, apakah Anda menghubungi Prabowo?
Ya. Saya menghubunginya sekitar seminggu sebelum wawancara itu saya posting di blog saya.

Anda berbicara langsung dengan Prabowo?
Saya mencoba menelepon. Pada 2001, ia memberikan nomor pribadinya. Nomor itu masih aktif, tapi tidak ada respons. Prabowo juga tidak membalas e-mail saya. Pada akhirnya saya membuat keputusan sendiri.

Apa yang Anda bayangkan jika Prabowo menjadi presiden?
Well, Prabowo sangat berbahaya bagi para aktivis hak asasi manusia, wartawan, buruh, orang-orang miskin yang mencoba menolak pelanggaran yang dilakukan aparat, polisi, dan preman.



<!--more-->



Anda bertemu dengan dia 13 tahun lalu, bagaimana orang bisa mempercayai wawancara yang sudah lama sekali? Tidakkah Anda melihat Prabowo sudah berubah?
Prabowo tidak berubah. Tidak ada bukti ia berubah. Ia berbohong tentang perannya dalam pembunuhan massal. Ia tidak mendukung ide bahwa siapa pun yang membunuh harus dibawa ke pengadilan.

Faktanya, Prabowo banyak pendukung....
Saya tidak terkejut. Di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat, uang bisa membeli banyak hal. Aburizal Bakrie mendukung Prabowo. Uang dan stasiun televisinya sangat berarti bagi Prabowo.

Tapi, di mata pendukungnya, Prabowo adalah pahlawan karena berani melawan Amerika? Amien Rais mengatakan Prabowo berani melawan Amerika. Itu terbalik 180 derajat. Prabowo adalah anak buah Amerika. Ia pernah bilang ke saya, ”I was the American fair-haired boy”, anak kesayangan Amerika. Prabowo bercerita tentang hubungannya dengan tentara, pemerintah, intel, dan perusahaan-perusahaan besar Amerika.

Dengan kata lain, Amerika merestui Prabowo jadi presiden?
Prabowo kerap berhubungan dengan Defense Intelligence Agency (DIA) milik Amerika Serikat. Dia bilang masih melapor ke DIA kira-kira satu kali seminggu. Kedekatan Prabowo dengan militer Amerika berawal dari Joined Combined Exchange Training (JCET) antara pasukan khusus Amerika dan pasukan khusus Indonesia. Prabowo telah membantu JCET masuk ke Indonesia. Pentagon menyebutkan Prabowo menerima bayaran cukup besar dengan tindakan itu.

Kedekatan Prabowo dengan Amerika ini merupakan kabar baik atau buruk bagi Indonesia?
Sangat buruk. Amerika telah melakukan banyak kerusakan di Indonesia.

Anda terkesan sangat pesimistis. Tidakkah demokrasi dan kebebasan yang telah diraih Indonesia bisa mengerem sifat-sifat buruk Prabowo jika ia terpilih menjadi presiden?
Ia akan menjadi presiden yang berbahaya bagi Indonesia. Karier Prabowo menunjukkan itu. Juga dukungan saudara-saudaranya, yang merupakan mitra investasi Amerika yang eksploitatif.



<!--more-->



Anda tak melihat sedikit pun sisi baik dari Prabowo?
Dia cerdas dan cakap. Sayangnya, ia menggunakan kecerdasan dan kecakapan itu untuk membunuh dan mewakili kepentingan Amerika di Indonesia.

Beberapa orang menuduh Anda bagian dari konspirasi Amerika….
Itu tuduhan konyol. Saya justru musuh pemerintah Amerika dan mereka benci saya. Saya kerap mengkritik mereka.

Kenapa Anda baru mengungkap cerita tentang Prabowo sekarang, tidak ketika Prabowo menjadi calon wakil presiden Megawati pada 2009?
Waktu itu Prabowo hanya calon wakil presiden. Akhirnya toh mereka kalah. Waktu itu saya yakin mereka tak menang.

Kenapa Anda tidak mengkritik Wiranto dan Hendropriyono yang ada di kubu Jokowi?Selama 20 tahun saya mengkritik Wiranto dan Hendro. Saya pernah menyebut Hendro di artikel saya tentang keterlibatannya dalam pembunuhan massal di Lampung dan kematian aktivis Munir. Pada 1999, orang Wiranto menangkap saya. Wiranto memenjarakan saya. Saya bukan kawan Wiranto. Dia juga pernah bunuh orang.

Kalau harus memilih di antara tiga orang itu, Wiranto, Hendro, dan Prabowo, siapa yang paling jahat menurut Anda?
Semuanya jahat. Tapi, menurut saya, Prabowo yang paling jahat.

Tapi Jokowi pun dikelilingi jenderal jahat….
Jokowi belum pernah membunuh.



<!--more-->



Menurut Anda, pelanggaran HAM oleh TNI masih ada sampai sekarang?
Masih. Di Papua, taktik yang mereka pakai di Timor Timur dulu kini diterapkan: teror, culik, dan bunuh orang sipil. Tapi sekarang tentara lebih waspada. Mereka tahu kalau membunuh orang sipil akan ada perlawanan rakyat. Sekarang mereka lebih selektif.

Tapi Anda pernah menulis artikel tentang operasi rahasia Kopassus di Papua….

Ya, pada sekitar 2011, saya pernah mempublikasikan dokumen rahasia Kopassus tentang intel mereka di Papua.

Bagaimana Anda mendapatkan dokumen itu?
Itu bocoran dari dalam Kopassus.

Anda percaya otentisitas dokumen itu?
Ketika ada wartawan yang menanyakan hal itu kepada TNI, mereka tidak membantah. Mereka tidak bilang dokumen itu palsu. Mereka katakan, dengan dokumen elektronik, apa pun bisa terjadi.

Tujuh kali Anda masuk Indonesia secara ilegal, bagaimana hal itu Anda lakukan?
Saya lupa berapa kali. Mungkin lebih banyak, ha-ha-ha.... Pada 1991, saya dilarang masuk Indonesia. Tapi saya bisa tetap masuk tanpa TNI tahu. Banyak cerita menarik. Saya pernah diinterogasi Imigrasi, pegawai negara, polisi. Dalam sebuah antrean, seorang petugas Imigrasi memandang saya. Dia mengenali saya. Dia bilang Anda ada dalam blacklist kami. Ya, saya mengakui saya masuk blacklist. Saya kemudian menceritakan penyebabnya. Saya bercerita tentang pembantaian di Santa Cruz. Menariknya, di akhir pembicaraan, mereka malah melepas saya. Mereka ternyata juga benci tentara.



<!--more-->


Kubu Prabowo menjawab Allan

Tantowi Yahya, juru bicara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menilai testimoni Allan Nairn adalah tindakan ikut campur ke politik Indonesia yang tak bisa ditoleransi. Ia mengatakan tak tertarik membahas pernyataan Allan tentang Prabowo. ”Tidak layak dikutip,” kata Tantowi kepada Tempopada Jumat pekan lalu.



Politikus Golkar ini juga mempertanyakan motif Allan di balik penyebaran berita dan pernyataan yang menyudutkan Prabowo menjelang pemilihan presiden. Media-media di Indonesia, menurut Tantowi, justru memberinya panggung.



Berikut ini jawaban Tantowi terhadap sejumlah konfirmasi Tempo.



<!--more-->



Tentang hubungan Prabowo dengan Defense Intelligence Agency Amerika Serikat:

Tantowi menegaskan orang asing seperti Allan tak pantas menjelek-jelekkan salah satu kandidat, apalagi menuduh sembarangan.

Tentang kedekatan Prabowo dengan militer Amerika, yang berawal dari Joined Combined Exchange Training pasukan khusus Amerika dan Indonesia:

Dia menegaskan bahwa itu ”bualan belaka”.

Tentang Prabowo yang, menurut Allan, menerima bayaran dari Pentagon:

Ia mengaku tidak tahu-menahu dan Tantowi mengatakan nasionalisme kita akan ke mana kalau kita memberi panggung kepada orang asing yang menelanjangi salah satu putra Indonesia--”Yang, bila Allah mengizinkan, akan menjadi pemimpin,” ujarnya.

Tentang sifat temperamental Prabowo yang, menurut Allan, sampai mematahkan gigi dan tulang-tulang tahanannya:

”Sudahlah. Mau apa lagi?” katanya. Menurut Tantowi, ini cermin pihak asing yang tak senang bila Indonesia dipimpin presiden berkarakter, tegas, dan kuat seperti Prabowo.

Prabowo sendiri tak tertarik menanggapi informasi dari Allan tentang dirinya:

”Kenapa sih kalau satu orang asing bicara, kok kamu ribut? Karena satu orang asing kulit putih kita harus ribut?” kata Prabowo di sebuah rumah makan di Jalan Terusan Bojongsoang, Cijagra, Kabupaten Bandung, pada 3 Juli 2014.

Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo menyatakan:

Allan Nairn adalah jurnalis Amerika yang tujuh kali masuk ke Indonesia secara ilegal pada 2010. ”TNI pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ia ketahuan kembali ke Indonesia,” ucap Budi pada 26 Juni lalu, seperti dikutip sejumlah media.

Budi juga membantah pernyataan Allan bahwa Prabowo pernah membuat pernyataan melecehkan tentang presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid. ”Pernyataan Allan adalah black campaign yang terkoordinasi oleh sekelompok jurnalis asing,” ujarnya. Prabowo, kata Budi, amat menghormati Gus Dur. ”Tidak pernah sekali pun, dalam konteks apa pun, dia mengucapkan kata-kata yang merendahkan martabat Gus Dur,” Budi menegaskan.


TIM TEMPO

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Laporan Allan Nairn, Amien Rais: Dia Siapa, Sok Tahu Soal Prabowo

17 April 2019

Laporan Allan Nairn, Amien Rais: Dia Siapa, Sok Tahu Soal Prabowo

Amien Rais menyebut Allan Nairn mengada-ngada soal laporan dia tentang Prabowo.

Baca Selengkapnya

Soal Laporan Allan Nairn dan Reaksi Kubu Prabowo

16 April 2019

Soal Laporan Allan Nairn dan Reaksi Kubu Prabowo

Jurnalis asal Amerika Serikat Allan Nairn mengeluarkan laporan yang menyudutkan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gambaran Allan Nairn Seandainya Prabowo Jadi Presiden

26 April 2017

Gambaran Allan Nairn Seandainya Prabowo Jadi Presiden

Jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn, menilai Prabowo Subianto akan sangat berbahaya bila menjadi Presiden RI.

Baca Selengkapnya

Allan Nairn Pernah Ungkap Prabowo Mencemooh Gus Dur

26 April 2017

Allan Nairn Pernah Ungkap Prabowo Mencemooh Gus Dur

Allan Nairn pernah mengungkap bahwa Prabowo Subianto mencemooh Presiden Gus Dur, melalui laman pribadinya pada 2014.

Baca Selengkapnya

Allan Nairn Selalu Datang dengan Laporan Mengguncang

26 April 2017

Allan Nairn Selalu Datang dengan Laporan Mengguncang

Laporan jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn selalu mengguncang politik Tanah Air, setelah jelang Pilpres 2014, sekarang Pilkada 2017

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya