Media Terkemuka Inggris Juga Dukung Jokowi  

Reporter

Jumat, 4 Juli 2014 13:32 WIB

Artikel The Economist berjudul: Indonesia's presidential election, Competing visions. Economist.com

TEMPO.CO, Jakarta - Majalah mingguan bergengsi The Economist menyampaikan pandangannya terkait dengan pemilihan Presiden Indonesia. Surat kabar yang berbasis di Inggris itu menyiratkan dukungannya terhadap pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. (Baca: Harian The Jakarta Post Resmi Dukung Jokowi-JK)

"Seorang politikus lurus hati memberi harapan lebih depan ketimbang seorang jenderal era Soeharto bagi masa depan Indonesia," bunyi kalimat pertama dalam opini The Economist yang berjudul Competing Visions.

Jokowi disebut sebagai pemimpin yang belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. "Dia bukan seseorang yang berasal dari sarang kelahiran pemimpin politik Indonesia: dinasti politik dan bisnis itu-itu saja dengan kroni-kroninya yang kotor." Mereka menyebut Jokowi sebagai pemimpin bersih yang pragmatis.

"Jokowi bisa membawa perubahan nyata di Indonesia," bunyi salah satu bagian dalam opini surat kabar ini. Ia dianggap merepresentasikan sesuatu yang baru di Indonesia. Seseorang yang mengawali kariernya dari struktur pemerintahan kecil, Wali Kota Solo, menjadi gubernur yang disanjung karena kemampuannya memimpin wilayah. (Baca: Dewan Pers: Keberpihakan Jakarta Post Lazim)

"Jokowi punya rekam jejak bagus dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia," ujar The Economist. Ia dinilai mampu mengefisiensikan masalah birokrasi dan tegas pada pejabat yang dianggap bekerja lambat. Terutama, ia dikenal mampu bekerja sama dengan orang-orang dari lain etnis. Wakilnya saat melaju jadi pemimpin DKI Jakarta adalah Basuki Tjahaja Purnama, keturunan Tionghoa beragama Kristen.

The Economist juga menilai Jokowi disayangi investor asing karena dianggap mendukung ekonomi liberal. Ia juga dianggap mampu menekan subsidi bahan bakar yang dianggap membebani dan menaikan pagu pendidikan nasional.

Namun The Economist juga mencatat kelemahan Jokowi. "Karena kurangnya pengalaman, kami masih belum tahu pandangannya tentang politik luar negeri." The Economist juga mengkhawatirkan kemampuannya menangani masalah politik di tingkat elite tertinggi.

THE ECONOMIST | ANDI PERDANA

Berita Terpopuler
#AkhirnyaMilihJokowi Jadi Trending Topic Dunia
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
Penjelasan Soal Tunggakan Gaji Perusahaan Prabowo
Bintang Persib Tertipu Cewek Fiktif Rp 3,5 Miliar

Berita terkait

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

4 menit lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

14 menit lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

1 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

14 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

15 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

17 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

17 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

20 jam lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

21 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

21 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya