Syafii Maarif, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, berbincang dengan calon Presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo di Sleman, Sabtu (3/5). Syafii Maarif meminta agar presiden Indonesia mendatang harus tegas membenahi negara. ANTARA/Regina Safri
TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh senior Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyatakan kegeramannya terhadap isu yang memojokkan calon presiden Joko Widodo. Menurut Buya Syafii, begitu ia biasa disapa, salah satu isu yang beredar di daerah menyebut Jokowi yang Islam sebagai nonmuslim.
“Silakan memilih yang lain, tapi jangan sampai mengkafirkan yang muslim. Kalau dia mengkafirkan yang muslim, berarti dia sendiri kafir," ujar mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu, Rabu lalu, 2 Juli 2014. (Baca: Buya Syafii Negeri Lihat Kampanye Hitam ke Jokowi)
Menurut mantan Ketua Umum Muhammadiyah Sumatera Barat Shofwan Karim, di daerahnya banyak warga yang takut memilih Jokowi karena isu kafir tersebut. Tak hanya kafir, menurut Shofwan, isu yang beredar lainnya adalah Jokowi antek asing, sekuler, dan boneka Megawati.
Dia bersama relawan Jokowi-Kalla lainnya mengaku kewalahan untuk menepis isu itu. Apalagi, waktu pemilihan umum tinggal sepekan lagi. Dia pun bersama tim relawan menyebar tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin untuk menandingi isu negatif tadi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
2 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.