Kapolri Tak Sanggup Cegah Peredaran Obor Rakyat  

Reporter

Editor

Anton William

Kamis, 26 Juni 2014 06:40 WIB

Kapolri Jendral Polisi Sutarman melakukan pemeriksaan pasukan dalam upacara Peringatan Ulang Tahun Kesatuan Polisi Air dan Udara di Markas Komando Direktorat Polair Kepolisian Republik Indonesia, Tangerang Selatan, Banten, Senin (2/12). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman mengaku tidak dapat menghentikan peredaran tabloid Obor Rakyat edisi ketiga. Menurut dia, kepolisian juga tak sanggup mencegah penerbitan edisi keempat tabloid berisi serangan dan fitnah terhadap calon presiden Joko Widodo alias Jokowi itu.

"Siapa institusi yang dapat menghentikan orang agar tidak mencetak? Itu bukan ranahnya polisi. Polisi penegak hukumnya," kata Sutarman di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian di Jalan Tirtayasa Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 25 Juni 2014.

Kepolisian, ujar Sutarman, bukan institusi yang dapat melarang percetakan yang punya izin mencetak. Mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid itu memandang Obor Rakyat sebagai produk jurnalistik, sehingga hanya masyarakat yang bisa menilai isinya.

"Kalau yang diterbitkan tidak mendidik, tentu masyarakat tidak akan membacanya," tuturnya.

Sutarman mengatakan penggagas Obor Rakyat bukan menantang polisi dengan cara berani mengedarkan dan tetap menerbitkan tabloid tersebut. Justru mereka memanfaatkan celah hukum yang masih kosong saat ini. Kepolisian, ujar dia, hanya bisa menangani kasus dugaan pencemaran nama baik yang dituduhkan kepada pembuat Obor Rakyat.

Sampai hari, Obor Rakyat masih dalam pemeriksaan oleh penyidik Mabes Polri. Belum ada satu pun tersangka yang ditetapkan oleh polisi. Padahal berbagai saksi ahli, saksi pelapor, dan saksi terlapor telah memberikan kesaksian. Kepolisian telah memeriksa penggagas Obor Rakyat, Setiyardi Budiono, dan salah seorang penulis, Darmawan Sepriyossa. (Baca: Istana Diamkan Penggagas Obor Rakyat)

Sutarman sendiri seolah salah mengerti ihwal status Obor Rakyat. Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan tabloid tersebut bukan produk pers. Alasannya, tabloid itu melanggar kaidah-kaidah pers karena dipakai untuk memojokkan orang lain dengan isu SARA. Obor Rakyat, tutur Bagir, juga tak layak disebut produk jurnalistik karena tak memiliki badan hukum. (Baca: Obor Rakyat dan Kampanye Hitam)

AMOS SIMANUNGKALIT

Terpopuler
Gitaris Queen Nyatakan Lagu Prabowo Tak Berizin
Berseragam Nazi, Dhani Balik Kecam Pengkritik
Anggun Kecam Dhani karena Pakai Seragam Mirip Nazi

Berita terkait

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

1 jam lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

3 jam lalu

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

Prabowo menyebut Jokowi telah memberikan arahan kepada semua menterinya untuk memberikan data ke dirinya. Apa kata pakar?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

3 jam lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

3 jam lalu

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

Wacana jumlah menteri Prabowo-Gibran yang mengalami penambahan ditanggapi berbagai pihak, mulai dari Jokowi sampai Mahfud MD.

Baca Selengkapnya

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

3 jam lalu

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

4 jam lalu

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Alasan PSI Targetkan Kandidatnya Tidak Boleh Kalah di Pilkada Solo

4 jam lalu

Alasan PSI Targetkan Kandidatnya Tidak Boleh Kalah di Pilkada Solo

PSI menargetkan kandidatnya yang berlaga di Pilkada 2024 harus menang, terutama di Solo. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

5 jam lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

17 jam lalu

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

Zulhas berpesan kepada calon kepala daerah usungan PAN untuk meniru hubungan politik Presiden Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

17 jam lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya