Dosen ITB Diduga Terlibat Aksi Dukung Jokowi-JK  

Reporter

Sabtu, 21 Juni 2014 16:36 WIB

Gedung Aula Barat di lingkungan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). TEMPO/ A. Andrian

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Bandung menghentikan deklarasi puluhan alumni lintas perguruan tinggi yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kelompok ini berkumpul di ruas jalan depan gerbang kampus ITB, Jalan Ganesha.

"Pertama, kalau secara legalitas, ini legal. Mereka pakai jalan umum di depan ITB. Kedua, tapi secara etika, tidak etis karena tempatnya di depan kampus ITB," kata Presiden Keluarga Mahasiswa ITB Jeffry Giranza, Sabtu, 21 Juni 2014. (Baca: Dua Kubu Tim Sukses Berdatangan di ITB)

Sempat ada adu mulut yang nyaris memicu keributan antara mahasiswa kampus dan peserta deklarasi.

Jefrry mengaku terganggu dengan kehadiran sejumlah dosen ITB yang diketahuinya berstatus pegawai negeri sipil menghadiri acara itu. Dia beralasan, PNS tidak boleh terlibat dalam kampanye.

"Ada PNS di sini. Karena, kalau di Undang-Undang Pemilu, (PNS) tidak boleh terlibat kampanye. Mending saya bubarin acaranya," ujarnya.

Jeffry mengklaim akan mempersoalkan kehadiran para dosen dalam acara deklarasi itu pada pihak kampusnya. Dia menolak menyebutkan nama dosen yang dimaksudnya, dan mengklaim sudah mengambil foto-fotonya saat acara deklarasi.

Indra Djati Sidi, misalnya, membenarkan statusnya sebagai dosen aktif di ITB. Dia mengaku tidak sendirian. "Ada banyak dosen di sini." (Baca juga: Alumni ITB: Saatnya Kampus Melek Politik)

Dia mengklaim aksi deklarasi dukungan itu sebagai bagian dari hak kebebasan menyatakan pendapat yang dilindungi undang-undang.

"Kami menyatakan pendapat. Kita enggak jelek-jelekin orang. Kenapa tidak (boleh)? Saya bukan tim sukses. Saya bukan (sedang) kampanye. Saya bukan orang PDIP atau NasDem. Saya dosen. Tapi saat ini kita terpanggil untuk mengatakan sesuatu yang harus didengar oleh masyarakat," kata Indra, yang juga alumni ITB angkatan 1972.

Gustaf Hariman Iskandar, alumni ITB angkatan 1993, menuturkan masa depan Indonesia harus berada di tangan kepemimpinan yang bersih, jujur, serta terbebas dari pelanggaran hukum dan HAM pada masa lalu.

Puluhan alumni itu berasal dari sejumlah perguruan tinggi lintas angkatan, di antaranya dari ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Nasional, Univeristas Katolik Parahyangan, Universitas Widyatama, Universitas Islam Bandung, UIN Sunan Gunung Jati, Universitas Pasundan, dan lembaga pendidikan Al-Ma'soem. Sebagian perwakilan alumni tiap perguruan tinggi itu berorasi menyatakan alasannya mendukung Jokowi-JK.

AHMAD FIKRI




Berita Lain
BPK Temukan Potensi Kerugian DKI Rp 1,54 Triliun
Intuisi Indigo Ungkap Kelemahan Prabowo. Apa itu?
Temuan BPK, Ahok: Ada Pencairan ke Rekening Pejabat

Berita terkait

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

39 menit lalu

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

Wacana Jokowi menjadi penasihat Prabowo sudah beberapa kali mencuat. DPA bisa jadi bentuk formal presidential club yang ingin diinisiasi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Pakar memperkirakan Prabowo akan berhati-hati dalam memilih menteri agar tidak ada kesalahan saat bertugas nanti.

Baca Selengkapnya

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

2 jam lalu

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

Jokowi dan rombongan direncanakan mendarat di Pangkalan TNI Haluoleo, Kabupaten Konawe Selatan pada Ahad sore.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

4 jam lalu

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

Di Bundaran HI, Jokowi berhenti sejenak untuk beristirahat dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

4 jam lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

8 jam lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

9 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

20 jam lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

1 hari lalu

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya

Baca Selengkapnya

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

1 hari lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya