Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto (kanan) dan capres nomor urut 2 Joko Widodo (kiri) didampingi moderator debat Ahmad Erani Yustika (tengah) bersiap memulai debat calon presiden yang diselenggarakan KPU di Hotel Grand Melia, Jakarta, 15 Juni 2014. ANTARA FOTO/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Erani Yustika mengatakan pengalaman menjadi moderator debat calon presiden tahap kedua yang berlangsung Ahad, 15 Juni 2014, adalah pengalaman yang menarik bagi hidupnya. Ia mengaku terkejut melihat Prabowo Subianto yang memeluk Joko Widodo di tengah acara debat yang diselenggarakan di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan. "Saya tidak menyangka ada kejadian seperti itu," kata pria yang akrab disapa Erani itu ketika dihubungi Tempo, Senin, 16 Juni 2014.
Menurut Erani, kejadian itu membantu mencairkan suasana forum debat semalam. "Saya senang karena hal itu membantu saya membuat suasana yang rileks namun tetap formal," katanya.
Erani berpendapat, format debat yang mengizinkan kandidat bisa duduk dan moderator tetap duduk selama acara membuat suasana lebih santai. "Tim debat capres kedua belajar dari debat capres pertama untuk mengatasi kekakuan yang terjadi di tengah acara," ujarnya.
Pada debat pertama, terlihat Prabowo lebih temperamental sementara pada debat kedua, Prabowo justru mengeluarkan sisi yang tidak pernah dilihat masyarakat sebelumnya. Prabowo memeluk Jokowi setelah mengungkapkan kesetujuan atas konsep Jokowi di bidang ekonomi kreatif. (Baca: Prabowo Terima Ide Jokowi, Pengamat: Ada Dua Makna)
Debat capres yang kedua kalinya ini mengangkat tema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial, dan tidak mengikutsertakan calon wakil presiden. Kampanye calon presiden berlangsung 4 Juni-5 Juli 2014. Selama satu bulan itu, KPU menyelenggarakan lima kali debat yang disiarkan sebelas stasiun televisi. (Baca: Daftar Kata Favorit Prabowo-Jokowi di DebatCapres)
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.