TEMPO.CO, Jakarta - Pemaparan visi-misi kedua kandidat perihal perumahan nasional oleh kedua tim sukses masing-masing dinilai dangkal dan belum menunjukkan bahwa sektor perumahan akan menjadi prioritas di pemerintahan yang baru. Hal ini diutarakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghada, kepada Tempo, Selasa, 10 Juni 2014.
Menurut Ali, kedua tim sukses para kandidat sama sekali tak menyinggung persoalan bank tanah. "Padahal, ketersediaan bank tanah merupakan kunci dari masalah backlog (kekurangan rumah) di Indonesia," kata Ali. Namun, bila harus menilai siapa pemenang debat itu, Ali lebih memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Lihat pula: Visi Jokowi: Kembalikan Subsidi Rumah Tapak)
Visi perumahan rakyat masing-masing capres ini dibedah dalam Diskusi Bedah Visi Capres di Sektor Perumahan Nasional yang digelar Forum Wartawan Perumahan Rakyat. Pada acara tersebut, Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR Harry Azhar Azis dan Dradjat Wibowo didapuk mewakili kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sementara kubu Jokowi diwakili oleh mantan Ketua Real Estate Indonesia Enggartiasto Lukito dan Setyo Maharso. Dradjat menyebutkan perumahan rakyat akan dipayungi oleh bidang infrastuktur. "Ini kan artinya perumahan rakyat tak jadi prioritas kubu Prabowo," kata Ali. (Baca: Visi Perumahan Prabowo: Bunga KPR 5 Persen)
Ia menilai pemaparan tim Jokowi lebih membumi karena banyak melontarkan ide baru ihwal perumahan. "Contohnya prosedur transparansi izin mendirikan bangunan, menurut saya itu ide yang bagus dan inovatif dari kubu Jokowi," kata Ali.
Enggar selaku tim sukses Jokowi memang menyatakan akan membuat prosedur pemberian Izin Mendirikan Bangunan yang lebih transparan dengan sistem satu pintu satu meja. "Selama ini memang sudah satu pintu, tapi masih perlu pindah-pindah meja untuk mengurus izin itu. Kita akan buat satu pintu dan satu meja saja," ujar Enggar.
Selain itu, tim Jokowi dinilai Ali juga lebih baik dalam pemaparan visi terkait dengan perumahan karena telah menunjukkan kerja nyata. Jokowi semasa menjabat Gubernur Jakarta berhasil mendirikan kampung deret sebagai solusi perumahan rakyat.
Rencana Prabowo untuk menyediakan kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan bunga 5 persen dianggap tidak sesuai dengan alokasi anggaran yang hanya Rp 5 triliun sebagaimana disampaikan Harry.
"Rp 5 triliun itu cuma setengah persen dari APBN. Sekarang saja anggaran sudah enam persen masalahnya enggak selesai," kata Ali lagi.
Pada kesempatan itu kedua kubu berlomba-lomba menyebut angka jumlah rumah yang akan dibangun. Kubu Prabowo menjanjikan dua ribu menara rusunawa sementara kubu Jokowi menyebut angka lima ribu.
"Mau dua ribu atau lima ribu, sama-sama tidak akan tercapai kalau masalah bank tanah belum selesai. Mau dibangun di mana tower-tower itu kalau tak ada tanah?" tutur Ali.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita utama:
Jokowi-JK Bisa Kalah di Pilpres, Jika....
Dipuji Jokowi, Lurah Susan: Malu tapi Senang
Ketua Umum Partai Gerindra Belum Baca Surat DKP
Berita terkait
Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut
12 menit lalu
Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaRespons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden
1 jam lalu
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.
Baca SelengkapnyaRumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran
2 jam lalu
Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.
Baca SelengkapnyaKritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno
3 jam lalu
Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI
7 jam lalu
Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.
Baca Selengkapnya9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK
8 jam lalu
Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
9 jam lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?
9 jam lalu
Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik
14 jam lalu
Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.
Baca SelengkapnyaJokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya
14 jam lalu
Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?
Baca Selengkapnya