TEMPO.CO, Jakarta - Tim hukum pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan melaporkan tabloid Obor Rakyat ke Badan Pengawas Pemilu dan Markas Besar Polri. “Hari ini kami laporkan ke Bawaslu dulu,” kata anggota tim kuasa hukum Trimedya Panjaitan, Rabu, 4 Juni 2014. Trimedya mengatakan isi tabloid ini semuanya menjelekkan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Apa saja isi tabloid Obor Rakyat?
Pada salah satu edisi yang diterima Tempo, yakni edisi I 5-11 Mei 2014, terlihat halaman muka menampilkan judul “Capres Boneka” dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Judul lain yang ditampilkan di halaman ini adalah “184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk Kursi DPR” dan “Ibu-ibu: Belum Jadi Presiden udah Bohongin Rakyat.” Tajuk rencana tabloid ini berjudul “Kami Ada karena Bisa Dipercaya.”
Tabloid ini menampilkan 14 berita panjang yang hampir semuanya menyudutkan Jokowi. Beberapa judul berita dalam tabloid ini antara lain "Capres Boneka Suka Ingkar Janji", "Disandera Cukong dan Misionaris", "Dari Solo Sampai Jakarta Deislamisasi ala Jokowi", "Manuver Jacob Soetojo", "Cukong-Cukong di Belakang Jokowi", "Partai Salib Pengusung Jokowi" dan "Jokowi Juru Selamat yang Gagal".
Ada pula berita kecil-kecil yang dikompilasi dengan judul besar, "Mereka Menolak Jokowi". Misalnya, "Jokowi Khianati Tokoh Legendaris Betawi", "Koalisi Masyarakat Jakarta Baru Tolak Jokowi Nyapres", "Jokowi Maruk dan Ingkar Janji", "Mahasiswa ITB Tolak Jokowi", dan "71,2 Persen Warga DKI Tolak Jokowi jadi Capres".
Rubrik wawancara tabloid ini menampilkan salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia Kholil Ridwan. Judul yang dipilih rubrik ini adalah "Jokowi Selalu Mewariskan Jabatan ke Non-Muslim". Di cover belakang, Obor Rakyat memuat karikatur Jokowi dengan hidung panjang seperti Pinokio dengan judul "Sang Pendusta, Mau Dibohongi Lagi?"
WAYAN AGUS PURNOMO
Baca pula:
Hashim Cukongi Jokowi Dinilai Bukan Kampanye Hitam
PKS Anggap Kampanye Berbau SARA Lumrah Terjadi
Pemilu Presiden Dinilai Sarat Bahasa Kekerasan
Berita utama:
Prabowo Kalah,Caleg Gerindra Diancam Tak Dilantik
Manipulasi Video Jokowi 'I don't think about that'
Pesan Aktivis 98 untuk Aktivis Pendukung Prabowo
Berita terkait
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?
1 jam lalu
Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaRespons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
1 jam lalu
Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi
2 jam lalu
Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?
Baca SelengkapnyaHabiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014
2 jam lalu
Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024
2 jam lalu
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY
2 jam lalu
Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo
3 jam lalu
Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaHakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip
3 jam lalu
Hakim MK Saldi Isra menyoroti tanda tangan pemilih pada daftar hadir TPS di Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan yang memiliki kemiripan bentuk.
Baca SelengkapnyaFakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun
4 jam lalu
Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaAnggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda
5 jam lalu
Cerita pengalaman Bawaslu Intan Jaya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan harus bayar tebusan agar bebas
Baca Selengkapnya