TEMPO.CO, Samarinda - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, memaparkan dua visinya jika terpilih menjadi pemimpin Indonesia nanti, yakni visi di bidang pendidikan dan pangan.
"Pembangunan manusia akan lebih berhasil jika sektor pendidikan dan pangan terpenuhi," kata Jokowi dalam pidato politiknya di depan sidang Tanwir Muhammadiyah di Hotel Mesra, Kalimantan Timur, Sabtu, 24 Mei 2014.
Jokowi mengatakan hal pertama yang akan ia lakukan adalah mengevaluasi kurikulum Indonesia. Menurut dia, di semua tingkatan pendidikan harus disisipkan materi mengenai pendidikan pembangunan karakter, budi pekerti, dan sikap dengan proporsi yang berbeda-beda.
Di tingkat sekolah dasar, ia menjelaskan, porsi pembangunan karakter sebesar 80 persen, SMP 50 persen, dan SMA 20 persen. Selebihnya diisi dengan pengetahuan umum. Dengan metode ini, Jokowi yakin kualitas sumber daya manusia akan meningkat.
Fokus kedua, Jokowi mengatakan, adalah sektor pangan dan energi. Visi ini, kata dia, berkaitan dengan pendikan sebelumnya. "Indonesia memiliki potensi di dua sektor ini. Maka pembangunan idealnya juga diarahkan ke pangan dan energi." (Baca juga: Jokowi: Hemat BBM Dimulai dari PLN)
Menurut Jokowi, potensi tersebut dapat dilihat dari basis Indonesia yang didominasi oleh faktor agraris dan maritim. Jika sektor pangan dan energi dikembangkan ke dua hal tersebut, dia yakin impor pangan akan berkurang. "Infrastruktur juga akan berkembang dengan baik," katanya.
Saat datang di Tanwir, Jokowi mendapat tepuk tangan yang meriah dari peserta. Hampir seluruh kamera di ruang ballroom hotel mengarah ke mantan Wali Kota Solo itu. Jokowi pun sempat beberapa kali berhenti lantaran diminta berfoto bersama oleh peserta. (Baca: Jokowi Disambut Meriah di Tanwir Muhammadiyah)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammad Din Syamsuddin menuturkan kedatangan Jokowi ini merupakan undangan dari Muhammadiyah. "Dia diundang sebagai capres. Kami ingin mendengar visi-misi dia untuk Indonesia ke depan," kata Din.
Muhammadiyah menggelar sidang tanwir di Hotel Samarinda, Samarinda, Kalimantan Selatan. Tanwir yang digelar pada 23-25 Mei ini akan membicarakan konsolidasi program Muhammadiyah.
AMRI MAHBUB
Terpopuler
Sokong Kampanye Prabowo, Ini Kekayaan Hary Tanoe
Ahok Tidak Jadi Tim Sukses Prabowo
Jadi Tersangka, Suryadharma Ali Siapkan Amunisi
PPATK Endus Transaksi Narapidana di Singapura
Berita terkait
Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini
31 menit lalu
Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
13 jam lalu
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas
14 jam lalu
PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaKriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap
16 jam lalu
BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.
Baca SelengkapnyaPesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana
16 jam lalu
Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas
17 jam lalu
Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun
19 jam lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.
Baca SelengkapnyaBahlil akan Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Bagaimana Sikap Muhammadiyah?
19 jam lalu
Menteri Bahlil berencana akan bagi-bagi izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas. Bagaimana sikap Muhammadiyah?
Baca SelengkapnyaJokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta
20 jam lalu
YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.
Baca SelengkapnyaIndonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?
20 jam lalu
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.
Baca Selengkapnya