TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Yuddy Chrisnandhi menyatakan iklan dan kuis Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo (WIN-HT) yang terus muncul di saluran televisi MNC Group tak mengandung kepentingan partainya. Ia juga mengklaim tak mengetahui alasan iklan dan kuis tersebut masih ada.
"Tak ada keuntungannya bagi Hanura, tak sedang menawarkan figur lagi," kata Yuddy, Ahad, 4 Mei 2014. (Baca: Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura)
Menurut Yuddy, promosi serta perkenalan sosok Wiranto dan HT sebagai calon presiden dan wakil presiden Partai Hanura telah selesai setelah pemilihan legislatif. Hasil jeblok yang menempatkan Hanura hanya memperoleh 5,4 persen suara membuat partai tersebut realistis dan mengubur asa memajukan capres dan cawapres sendiri.
Yuddy juga membantah adanya upaya Hanura menawarkan sosok HT sebagai cawapres kepada partai calon koalisi. Hal ini disampaikan menanggapi lebih banyaknya iklan yang menampilkan HT dibandingkan Wiranto.
"Hanura tak ada referensi untuk menawarkan sosok siapa pun," kata Yuddy.
Saat ini Hanura diperkirakan juga tak memiliki daya tawar kepada partai lain untuk meminang Wiranto atau HT. Hanura, menurut Yuddy, lebih realistis untuk memposisikan diri sebagai pendukung partai yang memiliki calon presiden kuat. Koalisi dan dukungan Hanura tanpa permintaan jabatan ini harus diarahkan pada partai yang berpeluang besar menang.
"Tahu diri saja, posisi kita kurang pantas untuk menawarkan capres atau cawapres. Posisinya cukup ambil bagian pada pemerintahan mendatang," ujarnya.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.