Ketua Umum yang juga calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie dicecar pertanyaan oleh awak media ketika tiba untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina dan calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya di Jl. Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Yorrys Raweyai menuding Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical mengabaikan keberadaan ormas dan organisasi sayap pendukung partai. Aburizal dinilai hanya menjalin komunikasi dengan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar tingkat provinsi. (Baca: Suara No.2, Golkar Terancam Tertinggal Koalisi)
"Selama ini kami tak pernah diberikan peran," kata Yorrys saat dihubungi, Senin, 28 April 2014. Yorrys mengeluh selama ini organisasi sayap Golkar tak pernah diberikan peran selama kepemimpinan Aburizal Bakrie. Yorrys menuding Aburizal hanya menjalin komunikasi dengan Golkar di tingkat provinsi. "Saya tidak tahu kenapa, ini soal gaya kepemimpinan," katanya.
Golkar memiliki sejumlah ormas dan sayap partai. Misalnya, organisasi yang mendirikan Partai Golkar, yaitu Musyawarah Kekeluargaan dan Gotong Royong, Kosgoro 1957 dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. Ada pula organisasi sayap, yaitu Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya dan Angkatan Muda Partai Golkar. Ada juga ormas yang didirikan, seperti Satuan Karya Ulama, Majelis Dakwah Islamiyah, dan Majelis Taklim Al Hidayah.
Yorrys mengatakan yang punya hak suara dan bicara di Golkar tak hanya DPD tingkat provinsi. Dia mengingatkan ada unsur lain di tubuh Golkar, yaitu ormas, sayap partai dan DPD tingkat kabupaten dan kota. (Baca: Golkar-Gerindra Koalisi? Ical Mungkin Saja Wapres)
Yorrys menjelaskan, ormas dan sayap Golkar bersepakat untuk bertemu dalam Silaturahmi Nasional awal Mei mendatang. Pertemuan ini untuk mengevaluasi kinerja Aburizal Bakrie dalam pemilihan legislator 9 April lalu.
Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat ini mengatakan, hasil pemilu terakhir merupakan yang terburuk bagi Golkar di era reformasi. "Kami ingin mempersiapkan diri, apa yang harus dilakukan," kata dia.