Sambut Imbauan SBY, PAN Tak Segera Putuskan Koalisi  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 21 April 2014 17:14 WIB

Presiden SBY (kiri) dan Hatta Rajasa (kanan). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional menyambut baik imbauan Susilo Bambang Yudhoyono kepada menteri yang menjadi pimpinan partai dalam sekretariat gabungan untuk tidak menetapkan arah koalisi dahulu dalam menghadapi pertarungan presiden mendatang.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan imbauan tersebut merupakan hal wajar. "Karena PAN anggota setgab, wajar jika kami menyambut baik," kata Viva saat dihubungi, Senin, 21 April 2014.

Viva mengatakan hubungan antara PAN dan Demokrat juga harmonis. "Kami tak memiliki masalah satu sama lain," ujarnya. Karena itu, kata dia, Demokrat merupakan salah satu partai yang sudah menjalin komunikasi dengan PAN sejak 2009.

Menurut Viva, kemungkinan untuk berkoalisi kembali sangat terbuka. Alasannya, ujar dia, pengalaman koalisi antara PAN dan Demokrat sudah terjadi sejak lama.

Hanya saja, tutur Viva, PAN dan Demokrat memiliki ideologi dan platform yang berbeda. "Kedua faktor tersebut bisa jadi alasan untuk tak berkoalisi," katanya.

Hingga saat ini, menurut Viva, para anggota setgab belum ada yang secara resmi berkoalisi. Jadi, "masih terbuka koalisi dengan partai manapun, termasuk PAN."

SBY meminta menteri-menteri yang juga pimpinan partai politik tak segera menetapkan arah koalisi menghadapi pemilihan presiden nanti. Sumber Tempo, yang juga pimpinan salah satu partai koalisi, mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat itu meminta partai koalisi menunggu perkembangan politik dalam sepekan ke depan.

"SBY berpesan langsung pada pimpinan partai, jangan buru-buru tentukan koalisi," kata sumber itu pada Tempo, Rabu, pekan lalu.

Pesan SBY itu tak disampaikan secara tertulis. Namun disampaikan dalam pertemuan informal dengan para pimpinan partai. Meski tak berisi tekanan, intruksi presiden itu cukup membuat pimpinan partai setgab berpikir. "Bagaimanapun juga para pimpinan partai tetap menteri di kabinet yang terikat dengan presiden."

Soal arah koalisi ini, Demokrat memang tengah mempersiapkan kekuatan baru. Sekretaris Komisi Pengawas Partai Demokrat Suaidi Marasabessy mengatakan partainya tengah mengkalkulasi kemungkinan menggalang poros baru. Poros ini bisa beranggotan partai-partai yang tak terlibat dalam satu salah satu poros yang sudah ada, yaitu poros Jokowi, poros Prabowo, dan poros Aburizal.

"Kami masih mengkalkulasi, apakah masuk poros yang sudah ada, membentuk poros keempat, atau tidak di dalam poros yang ada."

AMRI MAHBUB | IRA GUSLINA SUFA

Berita lain:
Kasus Murid TK JIS, Tersangka Wanita Jadi Otaknya
PNS Ini Punya Rekening Rp 1,3 T, Darimana Asalnya?
Siswi MTs Disekap Empat Hari dan Diperkosa
Dukungan Pencopotan Suryadharma Meluas di Daerah
Rhoma Irama Mengundurkan Diri Jadi Capres?

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

4 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

8 hari lalu

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno akan mengikuti arahan ketua umumnya Zulkifli Hasan untuk peluang menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

8 hari lalu

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

PAN berencana menjalin koalisi dengan sejumlah partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

8 hari lalu

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

Nama Yandri Susanto menyusul disiapkan oleh PAN sebagai calon menteri di Kabinet Prabowo. Sebelumnya, ada Eko Patrio.

Baca Selengkapnya

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

8 hari lalu

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

Petinggi PAN menyampaikan doa politik tentang jatah menteri di kabinet dalam Rakornas partainya di Jakarta, yang dihadiri Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

8 hari lalu

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay dalam doanya di Rakornas, turut membahas jatah menteri untuk partainya di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

9 hari lalu

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PAN belum memberikan rekomendasi kepada Emil Dardak karena Demokrat belum melakukan komunikasi politik dengan mereka.

Baca Selengkapnya

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

9 hari lalu

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

Nama Yandri Susanto diusulkan dari kader PAN daerah yang akan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) dan Rakornas Pilkada pada hari Kamis ini.

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

9 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

12 hari lalu

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?

Baca Selengkapnya