Surya Paloh mempersilakan Jokowi mempertimbangkan pendampingnya, termasuk bila dari partai yang lain. Surya menuturkan pertemuan dengan Jusuf Kalla, Jumat, 11 April 2014 juga diceritakan ke Jokowi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
"Tak bisa karena sudah mandat (calon presiden) dari Megawati untuk Jokowi. Kalau sudah mendapat mandat seperti itu, Jokowi harus bisa melaksanakan," ujar Ari saat dihubungi Tempo, Selasa, 15 April 2014. (Baca: Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres)
Ari mengatakan bahwa Jokowi juga harus menjalani tugas itu agar bisa membangun kerja sama, dukungan, ataupun jaringan dengan tamu-tamu politiknya. Lagipula, kata Ari, yang menjadi capres adalah Jokowi.
Hal senada dinyatakan oleh pengamat politik dan kebijakan publik Adrinof Chaniago. Adrinof berkata bahwa Jokowi tak bisa membebankan tugas blusukan politik ke partai karena Jokowi lah yang diinginkan tamu-tamunya.
"Mau enggak mau, Jokowi harus menemui mereka, seperti tamu internasional, pelaku bisnis, dan sebagainya. Mereka kan inginnya ketemu capres, Jokowi, agar bisa kenal," ujarnya.
Meskipun tak bisa membebankan tugas blusukan itu ke partai, baik Adrinof maupun Ari menegaskan bahwa bukan berarti Jokowi bisa mengesampingkan tugasnya sebagai gubernur.
"Baik tugas sebagai gubernur maupun capres, dua-duanya sama-sama penting. Jokowi harus bisa mengatur waktu agar keduanya bisa jalan bersama," ujar Ari.
Sebagaimana diketahui, sejak PDIP gagal mencapai targetnya dalam pemilu legislatif, Jokowi menjadi rajin menemui tamu-tamu penting. Salah satu kunjungan berujung pada keputusan koalisi dengan Partai Nasional Demokrat.
Kemarin, Jokowi juga melakukan pertemuan tertutup dengan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Dalam pertemuan itu, Mahatir menyatakan dukungannya kepada Jokowi sebagai calon Presiden RI.