Akbar Tanjung, mantan ketua umum Partai Golkar berorasi di hadapan kader yang memadati arena kampanye terbuka di lapangan Simpanglima, Semarang, (16/3). Tempo/Budi Purwanto
Akbar mengingatkan partai berlogo banteng gemuk itu pernah memperoleh hingga 33 persen suara pada Pemilu 1999. "Dengan penetapan Jokowi sebagai calon presiden, berbagai survei menyebut mereka akan meraih di atas 30 persen," kata dia, Senin, 24 Maret 2014.
Akbar mengatakan cara yang bisa dilakukan oleh partainya untuk mencapai target yang sudah ditentukan adalah dengan mendayagunakan kader partai. Sistem pemilihan seperti sekarang, kata dia, membuat faktor kinerja caleg akan sangat menentukan.
Caleg dinilai berkepentingan untuk meraih dukungan mayoritas pemilih. Akbar melihat belum ada terobosan khusus yang dilakukan partainya untuk meraih elektabilitas tinggi. "Yang penting, intensitas dan frekuensi bertemu pemilih terus ditingkatkan," kata Akbar.
Dia mengakui ada sejumlah kelemahan Golkar dalam menghadapi Pemilu 2014. Salah satu permasalahan itu adalah kaderisasi partai yang tak sepenuhnya berhasil. Akbar mengkritik tidak semua pengurus daerah di tingkat provinsi bisa melakukan kaderisasi secara teratur dan berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan kader baru.