Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di DPR, Hidayat Nur Wahid, mengkritisi para calon legislator yang mendompleng nama-nama atau gambar-gambar tokoh politik ternama. Hidayat menilai hal ini sebagai pembohongan publik. "Kualitas caleg ini belum tentu sama dengan tokoh yang didompleng," katanya saat dihubungi, Ahad, 2 Maret 2014.
Hidayat menilai para calon legislator tersebut hanya ingin mencari suara agar dapat duduk di kursi legislatif. Meski Hidayat tak dapat menyalahkan cara-cara itu, dia sangat sangsi pada kualitas pemilihan umum legislatif mendatang. "Kualitas pileg dipertanyakan," ujarnya. (Baca: Politik Uang Dinilai Tanggung Jawab Partai)
Karena itu, Hidayat menyarankan para kadernya untuk tak berbuat hal seperti itu. Hidayat mengklaim partainya mengejar kinerja yang baik. "Meski jumlah suara penting, kualitas caleg juga penting," katanya. Dengan demikian, partai yang berdiri pada 1998 ini masih fokus pada pemilihan umum legislatif pada April mendatang. (Baca: Caleg Penerima Kado Mobil Adik Atut Jangan Dipilih)
Apalagi, menurut dia, tak mungkin PKS dapat maju ke pertarungan capres jika tak mencapai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Sedangkan selama ini PKS sendiri santer dengan pemberitaan korupsi yang diduga dilakukan kadernya. Tahun lalu, sekitar 340 berita atau 33,24 persen memberitakan kasus suap daging impor dengan terdakwa bekas Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.
Angka itu tertinggi di antara partai politik lainnya. Menanggapi hal itu, Hidayat menyerahkannya kepada publik. "Biar publik yang menilai," ujarnya. Menurut Hidayat, kasus Luthfi bukan kasus organisasional, melainkan kasus individual. "Kami yakin akan tetap mendulang dukungan besar di pileg," katanya.
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
2 Maret 2024
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.