Debat Pilkada Sragen: Untung Wibowo-Suwardi Janji Berantas Eksploitasi Kerja Anak di Bawah Umur, Sigit-Suroto Soroti Masalah Kemiskinan
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 31 Oktober 2024 12:10 WIB
TEMPO.CO, Sragen - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sragen menggelar Debat Publik Pertama Antar Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sragen 2024-2029 di Gedung Sasana Manggala Sukawati Sragen (SMS), Rabu, 30 Oktober 2024. Debat diikuti oleh dua paslon, yaitu Untung Wibowo Sukowati-Suwardi yang mendapat nomor urut 1 dan Sigit Pamungkas-Suroto yang mendapat nomor urut 2.
Pantauan Tempo, pada awal sesi debat itu setiap paslon diberi kesempatan memaparkan visi, misi, dan program masing-masing.
Untung Wibowo Sukowati-Suwardi yang diusung PDIP, Gerindra, Demokrat dan Nasdem menawarkan program unggulan berupa seragam sekolah gratis, serta 100 beasiswa mahasiswa berprestasi. Rencananya program beasiswa 100 mahasiswa berprestasi bakal dialokasikan setiap tahun.
”Selain itu, kami juga memiliki misi sekolah gratis, meningkatkan sarana dan prasarana olahraga serta kesehatan. Kami juga akan membangun Sragen sport center," ujar Bowo, sapaan karib Untung Wibowo Sukowati.
Bowo juga menjanjikan langkah pemberantasan eksploitasi kerja anak di bawah umur di Kabupaten Sragen. Menurut dia, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam hal ini menjadi garda terdepan dalam upaya preventif menyadarkan bahwa bekerja di bawah umur tidak diperkenankan.
”Harus ada komitmen agar Kabupaten Sragen layak anak bisa dipertahankan,” ucap dia.
Adapun Sigit Pamungkas-Suroto yang diusung Golkar, PKB, PKS, PAN dan 10 parpol nonparlemen, menyebut bahwa Kabupaten Sragen perlu ada perubahan. "Kami sudah berkomunikasi pada seluruh warga di Kabupaten Sragen. Tidak kurang dari 5.000 RT, mereka menyampaikan bahwa Sragen perlu perubahan," ungkap Sigit.
Ia menyebut bahwa eks-karesidenan Surakarta atau Solo Raya, termasuk Sragen, menempati peringkat pertama dalam kemiskinan.
Menurutnya, saat ini Sragen dalam kondisi tidak baik-baik saja. Ia menyoroti persoalan kemiskinan itu dan belum meratanya pembangunan di sejumlah wilayah kota berjuluk Bumi Sukowati itu.
"Salah satu faktor utama kita tertinggal dari daerah lain sekitar kita adalah adanya dominasi kekuasaan politik dan ekonomi yang berpusat pada kelompok tertentu. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan pemerataan pembangunan. Sragen butuh keluar dari kemiskinan," ucap Sigit.
Berdasarkan aspirasi dari masyarakat, ia mengatakan Sragen butuh lompatan kemajuan, membutuhkan lapangan kerja, butuh pembangunan di selatan dan utara Sungai Bengawan Solo.
Pilihan Editor: KPU Natuna hanya Sekali Menggelar Debat Pilkada