Partai Ummat Yogya Protes ke KPU Setelah Nomor Urut Mereka Dalam Brosur Sosialisasi Salah

Rabu, 2 Agustus 2023 23:46 WIB

Partai Ummat DIY mendatangi KPU DIY pada Rabu, 2 Agustus 2023 setelah menemukan brosur sosialisasi KPU Kota Yogyakarta yang salah menuliskan nomor urut partai itu. TEMPO/PRIBADI WICAKSONO

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jajaran Dewan Pimpinan Wilayah Partai Ummat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY pada Rabu 2 Agustus 2023. Mereka melakukan protes setelah KPU Kota Yogyakarta salah memberikan nomor urut dalam brosur leaflet.

Dalam brosur yang diterbitkan KPU Kota Yogyakarta itu, nomor urut Partai Ummat dalam Pemilu 2024 yang seharusnya 24 tertulis menjadi nomor urut 18.

"Kesalahan salah tulis nomor urut untuk sosialisasi ini kami anggap fatal dan berpotensi merugikan Partai Ummat," kata Sekretaris DPW Partai Ummat DIY Iriawan Argo Widodo di sela pertemuan dengan KPU DIY.

Brosur untuk sosialisasi ke masyarakat itu berisi lambang partai berikut daftar nomor urut seluruh peserta Pemilu 2024.

Brosur yang memuat nomor urut Partai Ummat yang salah itu ditemukan antara lain di Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta saat ada kader mengikuti kegiatan di sana.

Advertising
Advertising

Saat dicek lebih lanjut, ternyata brosur serupa yang berisi kesalahan nomor urut Partai Ummat juga ditemukan di Kecamatan Mantrijeron, Tegalejo, juga Umbulharjo.

Iriawan mengatakan Partai Ummat merupakan partai pendatang baru pada Pemilu 2024. Sehingga simbol simbol seperti nama dan angka menjadi hal krusial agar diketahui masyarakat.

"Kesalahan nomor urut ini berpotensi merugikan kami, karena akan membingungkan publik," kata Iriawan. "Kami sebagai partai baru perlu lebih ekstra mensosialisasikan partai ini, tidak hanya nama dan lambang partai tapi juga nomor urut."

Meminta KPU DIY menegur KPU Kota Yogyakarta dan rehabilitasi

Dalam pertemuan dengan KPU DIY selama kurang lebih satu jam itu, Partai Ummat mendesak KPU DIY sebagai supervisi KPU kabupaten/kota menegur soal kesalahan fatal ini. Mereka juga mendesak ada semacam proses rehabilitasi atas kesalahan yang terlanjur beredar di masyarakat itu.

"Menurut kami kesalahan ini tidak logis, karena KPU sebagai penyelenggara pemilu seharusnya tidak salah tentang hal mendasar seperti nomor urut," kata Iriawan.

KPU DIY dan Yogyakarta datangi kantor Partai Ummat

Setelah pertemuan itu, jajaran KPU Kota Yogyakarta mendatangi Kantor DPW Partai Ummat DIY pada sore harinya. Mereka datang untuk menyatakan permintaan maaf akibat kesalahan yang tercantum dalam brosur sosialisasi Pemilu 2024 itu.

Ketua KPU Kota Yogya Hidayat Widodo memaparkan kronologi yang menyebabkan kekeliruan informasi di dalam brosur yang terlanjur diedarkan ke publik itu.

"Kami menyampaikan permohonan maaf bahwa kami khilaf dalam mendesain flyer (brosur) untuk bahan sosialisasi itu sehingga mengganggu dan meresahkan Partai Ummat di DIY," kata Hidayat.

Hidayat menjelaskan dari tujuh rim atau 3.500 brosur yang telah tercetak, pihaknya menemukan 249 lembar brosur berisi konten salah yang telah didistribusikan kepada masyarakat di beberapa kecamatan.

"Kami kini berupaya menarik kembali brosur salah yang sudah tersebar itu melalui petugas di kecamatan dan ditukar dengan flyer baru," kata dia. Hidayat menyatakan, tidak ada unsur kesengajaan dari kejadian itu.

Adapun Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan, mengapresiasi langkah Partai Ummat yang bersedia meminta klarifikasi terkait kesalahan penulisan nomor urut tersebut.

KPU DIY, kata Hamdan, sudah menindalanjuti aduan tersebut dan meminta KPU Kota Yogyakarta segera melakukan perbaikan.

"Kami berterimakasih kepada Partai Ummat DIY yang melakukan tabayyun terhadap kejadian ini," kata Hamdan. "Kami juga sudah meminta KPU Kota untuk mengambil langkah klarifikasi dan perbaikan," urainya.

Partai Ummat merupakan partai yang baru terbentuk dan akan pertama kalinya mengikuti pemilu pada tahun depan. Partai ini merupakan bentukan mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional sekaligus mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais.

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

17 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

1 hari lalu

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua usulkan politik uang atau money politics dilegalkan. Apa sebab politik uang eksis di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

1 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

1 hari lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

1 hari lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

1 hari lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya