Mengenal Apa dan Bagaimana Anatomi Buzzer

Reporter

Febyana Siagian

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 28 Juni 2023 23:24 WIB

Ilustrasi buzzer. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Buzzer dikenal sebagai aktor penting dalam penggalangan opini di dunia maya yang menjalankan fungsi pemasaran untuk menjual sebuah produk.

Dilansir melalui kominfo.go.id, strategi pemasaran yang diterapkan para buzzer ini terbagi menjadi dua, yaitu melalui kampanye positif dan negatif. Namun, buzzer ini identik dengan kampanye negatif yang membuat tumbuh suburnya fenomena hoaks, ujaran kebencian, fitnah, dan lain sebagainya,

Kondisi ini diperparah karena belum ada aturan khusus yang mengatur tentang cara kerja buzzer politik yang melanggar aturan kampanye negatif. Selain itu, buzzer yang sebagian besar memakai akun anonim dan merahasiakan identitas mereka. Ini mengakibatkan aparat penegak hukum tak mudah untuk melacak keberadaannya.

Buzzer ini bukan hanya berarti arti negatif saja. Bisa jadi mereka dianggap buzzer karena memiliki pengaruh yang kuat bagi para followers-nya di media sosial dan ini dipandang efektif memasarkan suatu produk.

Sehingga, pekerjaan sebagai buzzer juga sangat menjanjikan. Karena yang berpengaruh bukan hanya artis, tetapi juga mereka yang memiliki followers hingga jutaan orang bisa menjadi buzzer yang memiliki penghasilan yang cukup tinggi. Karena pengaruhnyalah, jasa buzzer ini sering dipakai termasuk dalam politik.

Advertising
Advertising

Buzzer politik ini memiliki fungsi yang sama dengan buzzer lainnya. Hanya saja yang dijual bukan brand, tetapi revolusi informasi dan globalisasi yang memainkan peran penting dalam mengubah pola dan konten tradisional kampanye politik. Ini juga merupakan bagian dari taktik pemasaran yang paling canggih dan profesional.

Media sosial yang sering digunakan buzzer politik ini adalah Twitter, ini menjadi salah satu media yang digunakan generasi muda yang dapat digunakan sebagai alat sosialisasi tentang Pemilu.

Buzzer ini bertindak sebagai opinion leader karena memiliki akun yang kontennya unik, relevan, berguna, dan frekuensi tweet yang konsisten setiap hari dengan kualitas interaksi yang tinggi.

Hal ini bisa dilihat dari Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, sebagai Pilkada yang sempat memanas dan dikaitkan dengan kasus yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta saat itu. Hal ini yang menonjolkan perbedaan kelompok mayoritas dan minoritas. Bahkan menurut Direktur Eksekutif Amnesty International perwakilan Indonesia, Usman Hamid sebagai kemunduran dalam perlindungan HAM. Memanasnya hal ini dikabarkan tidak lepas dari andil para buzzer.

Pilihan editor : Dewan Pers Tidak Ingin Pers Menjadi Buzzer Parpol dalam Pemilu 2024

Berita terkait

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

1 hari lalu

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

Politik uang jadi sorotan setelah diusulkan Hugua, anggota Komisi II DPR yang juga kader PDIP agar dilegalkan. Seperti apa bentuk money politics?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

11 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

12 hari lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

12 hari lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

13 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

22 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

23 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Belanja Pemerintah Sudah Tembus Rp 328,9 T, Sri Mulyani: Dipengaruhi Bansos dan Pemilu

54 hari lalu

Belanja Pemerintah Sudah Tembus Rp 328,9 T, Sri Mulyani: Dipengaruhi Bansos dan Pemilu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah pusat hingga 15 Maret 2024 mencapai Rp 328,9 triliun. Angka ini setara 13,3 persen dari pagu anggaran.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

19 Maret 2024

Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

Prof Koentjoro Guru Besar UGM dapat teror berulang kali usai aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat. "Saya tidak pernah takut," katanya.

Baca Selengkapnya