Pemilu 2024: Inilah Profil Partai Persatuan Pembangunan

Minggu, 4 Juni 2023 19:45 WIB

Seorang calon legislatif yang tengah hamil dari Partai Persatuan Pembangunan berlambang Kabah melakukan kampanye bersama sejumlah perempuan cantik dengan membagikan bunga dan bendera kepada pengguna jalan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jakarta (20/3). Kampanye terbuka PPP di Jakarta tersebut dilakukan dengan aksi simpatik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dengan mengusung slogan sembilan berkah, sembilan program dan sembilan titik, kampanye ini merupakan strategi tersendiri untuk menari perhatian masyarakat khusunya pengguna jalan yang lewat untuk meningkatkan elektabilitas partai. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan atau PPP resmi menjadi peserta Pemilu 2024. Salah satu partai politik tertua di Indonesia ini masuk daftar 17 partai yang lolos verifikasi yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada Rabu, 14 Desember 2022 lalu.

PPP menjadi satu-satunya partai politik petahana yang ikut kocok ulang nomor urut untuk Pemilu mendatang. Mereka mendapatkan nomor urut 17. Pada Pemilu 2019, partai berlambang Ka’bah itu mendapat nomor urut 10. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan nomor urut 10 membawa sial. Mereka bersyukur dapat nomor 17. Pasalnya, identik dengan tanggal kemerdekaan hingga jumlah rakaat salat.

“Kalau agak kleniknya karena dengan nomor 10 kami dalam tanda kutip sial. Kita harus coba peruntungan baru,” ucap Arsul pada medio Desember 2022 lalu.

Profil Partai Persatuan Pembangunan atau PPP

Melansir laman ppp.or.id Partai Persatuan Pembangunan atau PPP didirikan pada 5 Januari 1973. Partai yang identik dengan warna hijau ini merupakan hasil fusi atau gabungan dari empat partai berbasis Islam. Keempatnya yaitu Partai Nahdhatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia atau Parmusi, Partai Syarikat Islam Indonesia atau PSII, dan Partai Islam Perti.

Adapun pelopor berlambang Ka’bah ini yaitu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU KH Idham Chalid, Ketua Umum atau Ketum Parmusi H Mohammad Syafaat Mintaredja, Ketum PSII Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum Perti H Rusli Halil dan H Mayskur selaku Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di DPR. Dengan digabungnya partai-partai besar berbasis Islam tersebut, PPP memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam”.

Advertising
Advertising

Awal berdiri, PPP menerapkan asas Islam dengan lambang Ka’bah. Namun sejak 1984, partai ini menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan undang-undang dan sistem politik saat itu. Perubahan itu tak bukan juga karena adanya tekanan politik dalam kekuasaan Orde Baru. PPP secara resmi menggunakan asas Pancasila dengan lambang bintang segi lima berdasarkan Muktamar I PPP tahun 1984.

Dalam perjalanannya, PPP kembali menggunakan asas Islam setelah Soeharto mundur pada 1998. Lambang Kabah kembali digunakan berdasarkan kesepakatan dalam Muktamar IV akhir 1998. Meski berasas Islam, PPP berkomitmen untuk terus menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia atau NKRI berdasarkan Pancasila.

Ketum PPP pertama adalah H Mohammad Syafaat Mintaredja. Dia dilantik pada Januari 1973 dan menjabat sampai 1978. Hingga selanjutnya ketum partai secara berturut-turut antara lain H Jailani Naro, H Ismail Hasan Metareum, H Hamzah Haz, Suryadharma Ali, Romahurmuziy, Suharso Monoarfa, dan Muhamad Mardiono.

Adapun visi PPP yaitu “Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai ke-Islaman”.

Muasal PPP

Setelah berdirinya era reformasi, melansir laman ppp.or.id untuk kali pertama Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden digelar mulai 1999. Pada Pemilu 1999, untuk legislatif, PPP berhasil meraih 11,31 juta suara atau 10,72 persen dari total suara sah nasional. Berdasarkan capaian tersebut, Partai Ka’bah berhasil menempatkan 58 wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Jumlah tersebut mengisi 12,55 persen dari total anggota parlemen pusat.

Kemudian pada Pemilu 2004, perolehan suara PPP menurun jadi 9,24 juta suara atau 8,12 persen. Jumlah kursi DPR yang berhasil diamankan tetap 58. Kendati begitu, secara persentase jumlahnya turun jadi 10,55 persen. Pemilu periode berikutnya, yakni pada 2009, juga mengalami penurunan. Bahkan terbilang anjlok dibanding pada 1999. Jumlahnya yaitu 5,54 juta suara atau hanya 5,33 persen dari total suara sah nasional.

Pada Pemilu 2014, perolehan suara “Partai Hijau” ini sempat meningkat menjadi 8,12 juta suara atau 6,53 persen. Namun pada Pemilu 2019 perolehan suara PPP kembali menyusut menjadi 6,3 juta suara. Secara persentase bahkan jumlahnya kalah jeblok dengan pemilu 2009, yakni hanya 4,53 persen. PPP di DPR hanya mendapatkan 19 dari 575 kursi atau 3,3 persen. Perolehan ini menjadi yang terburuk sejak 1999.

Sebagai partai pendukung pemerintah, PPP mendapatkan satu kursi menteri dari Presiden Joko Widodo untuk membantu kabinetnya. Kader PPP yang jadi menteri adalah Suharso Monoarfa. Sosok yang sebelumnya menjadi sebagai Pelaksana Tugas atau Plt Ketum PPP ini dilantik Jokowi sebagai Kepala Bappenas.

Dia menggantikan Bambang Brodjonegoro yang ditunjuk Jokowi jadi Menteri Riset Dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional.

Pilihan editor :
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

1 jam lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

1 jam lalu

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

PPP saat ini sedang mengajukan gugatannya sengketa pileg 2024 ke MK.

Baca Selengkapnya

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

1 jam lalu

PKB dan PPP Siapkan Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PKB dan PPP siap untuk berkoalisi di Pilkada Jawa Timur. Kedua partai siap menghadirkan figur untuk melawan Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB agar Lolos Ambang Batas Parlemen di Sengketa Pileg 2024

1 jam lalu

PPP Minta Dukungan PKB agar Lolos Ambang Batas Parlemen di Sengketa Pileg 2024

PPP dan PKB juga membahas hubungan kerja sama yang akan dijalin keduanya di gelaran Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

3 jam lalu

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

PPP meminta MK agar memerintahkan KPU untuk melakukan penghitungan suara ulang atau PSU di Kabupaten Paniai.

Baca Selengkapnya

Selain di Banten, PPP Sebut Suaranya di Jatim Pindah ke Partai Garuda

3 jam lalu

Selain di Banten, PPP Sebut Suaranya di Jatim Pindah ke Partai Garuda

PPP menuding suara partainya dalam pemilihan DPR RI di Jawa Timur, I, IV, VI, dan VIII pindah secara tidak sah ke Partai Garuda.

Baca Selengkapnya

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

3 jam lalu

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

PPP dan PKB sudah memetakan daerah-daerah yang menjadi target mereka di pilkada pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

PPP Sambangi Markas PKB, Mardiono: Mau Silaturahmi

5 jam lalu

PPP Sambangi Markas PKB, Mardiono: Mau Silaturahmi

Plt Ketua Umum PPP Mardiono menyambangi markas DPP PKB hari ini. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tampak menyambutnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

6 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Ada Pemohon Sengketa Pileg Tak Hadir di MK, Saldi Isra: Berarti Tidak Serius

11 jam lalu

Ada Pemohon Sengketa Pileg Tak Hadir di MK, Saldi Isra: Berarti Tidak Serius

Hakim MK Saldi Isra menegur sejumlah pemohon sengketa pileg yang tidak hadir dalam sidang pada hari ini.

Baca Selengkapnya