Perludem: Penghitungan Suara Pilpres Penuhi Aspek Transparan

Reporter

Friski Riana

Rabu, 24 April 2019 19:47 WIB

Dari kanan, Anggota BPN Prabowo-Sandi Ferry Juliantono, Direktur Perludem Titi Anggraini, anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar, Direktur Kampanye Timses Jokowi-Ma'ruf Benny Rhamdani, dan Pengamat Politik Gun Gun Heriyanto dalam acara diskusi Polemik di bilangan Menteng, Jakarta pada Sabtu, 15 Desember 2018. Dewi Nurita/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni mengatakan bahwa proses penghitungan suara pemilihan presiden paling memenuhi aspek transparan dan akuntabel. "Karena proses penghitungannya segera setelah pemungutan suara selesai, atensi pemilih dan lembaga survei masih besar," kata Titi di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Titi menuturkan berdasarkan teknis atau manajemen pemungutan penghitungan suara, pilpres justru yang paling mendapatkan prioritas karena pertama kali dihitung usai pemungutan. Namun, karena pemilihan dilakukan serentak dengan empat pemilihan legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota), derajat transparansi dan akuntabilitas berkurang drastis. "Notabene paling berdampak pemilu DPD dan DPRD yang tidak mendapatkan berkah dari desain transparan dan akuntabel di TPS kita," katanya.

Baca: Perludem: Pemenang Pilpres 2019 Berdasar Suara Terbanyak

Menurut Titi beban para penyelenggara pemilu di lapangan dalam mengerjakan lima surat suara membuat adanya defisit derajat transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan temuannya di lapangan, petugas KPPS bahkan baru menghitung suara DPRD di atas pukul 22.00. Selain itu, Titi menemukan tak sedikit petugas KPPS dan petugas pengawas TPS yang bekerja sendirian karena para saksi mayoritas tidur.

Problem paling mengemuka lainnya ialah distribusi logistik. Misalnya, surat suara baru diketahui tertukar ketika proses pemungutan suara di TPS berlangsung, sehingga suaranya dialihkan ke partai politik. "Otomatis kan peluang untuk mendapat suara langsung dari si caleg berkurang. Suara yang harus diberikan kepada caleg lalu terberikan pada partai," ujarnya.

Simak: Perludem: Pemilu 2019 Lebih Tidak Siap Ketimbang Pemilu 2014

Lebih jauh, Titi mengungkapkan bahwa kerentanan dan potensi kecurangan pelanggaran justru lebih tinggi di pileg, yaitu adanya praktek politik uang. Kecurangan terjadi ketika proses rekapitulasi suara. Modusnya pada 2014, kata Titi, pertukaran suara antara caleg dalam satu partai.

Hal itu terjadi karena saksi berorientasi menjaga suara sah partai, sehingga tidak memberi perhatian pada suara yang diperoleh caleg. "Kekhawatiran terbesar adalah memang ada upaya jangan-jangan kita sengaja membelokkan narasi kita untuk dominan di pilpres agar tidak memberi atensi pada praktek ini," kata Direktur Perludem tersebut.

Berita terkait

Modus Penyelewengan Dana BOS

2 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

4 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

5 hari lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

8 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Perludem Sebut MK Masih Jadi Mahkamah Kalkulator

10 hari lalu

Perludem Sebut MK Masih Jadi Mahkamah Kalkulator

Perludem menyatakan bahwa MK masih menjadi 'mahkamah kalkulator' karena putusan sengketa pilpres masih berlandaskan selisih hasil suara.

Baca Selengkapnya

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

11 hari lalu

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

Ketua KPU Depok, Wili Sumarlin mengatakan Depok memiliki 11 kecamatan, sehingga kebutuhan PPK 55 anggota. Tiap kecamatan 5 orang.

Baca Selengkapnya

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

11 hari lalu

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

Prabowo-Gibran tetap menjadi Pemenang Pilpres 2024 setelah MK membacakan putusan yang menolak gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

11 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya