TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan mengatakan server KPU bukan alat untuk menghitung hasil akhir Pemilu. Server KPU dipergunakan hanya untuk menyimpan hasil penghitungan yang akan dipublikasikan kepada masyarakat.

Baca: Jumlah DPT Bertambah, KPU Kebut Penambahan Logistik Pemilu 2019

“Hasil Pemilu tidak ditentukan server KPU. Hasil Pemilu ditentukan proses manual berjenjang mulai TPS, PPK, kabupaten/kota, provinsi dan terakhir rekapitulasi tingkat nasional. Jadi tidak terkait langsung antara hasil Pemilu dengan server KPU,” ujar Wahyu kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 9 April 2019.

Menurut dia, tuduhan-tuduhan seperti server KPU bisa diatur untuk memenangkan salah satu kandidat itu tidak masuk akal.

“Server KPU sebagai alat bantu dalam rangka memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat (real count) terkait hasil Pemilu. Jadi informasi dari server KPU bukan hasil resmi KPU,” katanya.

Yang dimaksud pemberian informasi cepat tersebut ialah, ketika proses penghitungan sementara, KPU akan secara bertahap memasukkan perolehan suara di situs milik mereka yang bisa diakses masyarakat.

“Karena kalau mengandalkan proses manual butuh waktu satu bulan. Masyarakat tentu saja kalau harus menunggu satu bulan sementara ada teknologi informasi ya kita manfaatkan itu untuk menentukan real time hasil pemilu,” katanya.

Ia menyebutkan, server KPU disimpan di Jakarta. Hal tersebut membantah bahwa server KPU berada di luar negeri.

Simak juga: KPU Medan Belum Bisa Berikan Formulir Pindah TPS ke Mahasiswa

“Tidak ada server KPU yang disimpan di luar negeri. Semua server ada di dalam negeri, tepatnya di Jakarta dan sekitarnya. Dan ditangani anak-anak putra putri bangsa Indonesia,”’ujar dia.