PBB Resmi ke Jokowi, Yusril: Tak Ada Poros Mekkah atau Madinah

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Elik Susanto

Minggu, 27 Januari 2019 21:02 WIB

Yusril Ihza Mahendra, ketua partai PBB. Dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang atau PBB, Yusril Ihya Mahendra, mengatakan sebagian besar calon legislatif partainya mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Kalaupun ada yang membelot, kata Yusril, jumlahnya hanya sekitar 80 dari 14.500 orang calon legisatif PBB di seluruh Indonesia.

Baca: Yusril Ihza Mahendra Klaim Kader PBB Condong ke Jokowi - Ma'ruf Amin

Puluhan kader yang memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno itu mendeklarasikan sebagai kelompok Caleg PBB Poros Mekkah. Sedangkan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, kata Yusril, diputuskan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat PBB pada 19 Januari 2019.

"Aspirasi dukungan kepada pasangan Prabowo - Sandiaga tersebut bersifat pribadi, bukan keputusan partai. Sebab partai sudah memutuskan untuk merapat ke Jokowi - Ma'ruf Amin," kata Yusril di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Minggu, 27 Januari 2019

"Tidak apa-apa. Kewenangan memutuskan dukungan pasangan capres itu adalah kewenangan DPP PBB, bukan kewenangan para caleg," kata Yusril menanggapi 80 caleg PBB yang mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo - Sandiaga di aula gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia atau DDII Jakarta, Sabtu, 26 Januari 2019.

MS Kaban. TEMPO/Dwi Narwoko

Adalah M.S. Kaban, Ketua Majelis Syuro PBB, yang memutuskan untuk mendukung pasangan oposisi. Deklarasi yang dicetuskan diberi nama Caleg PBB Posos Mekkah diakuinya berbeda dengan sikap resmi partainya. "Itu berarti ada perbedaan antara Majelis Syuro dengan ketua umum,” ujar Kaban.

Kaban bersama dengan caleg PBB Poros Mekkah mengklaim pilihan dukungan ke pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 sebagai bentuk kesetiannya pada Ijtima Ulama. Kaban mengaku tak akan mempersoalkan keputusan pleno partai, karena perbedaan adalah hal yang wajar dan perlu dihargai. "Ini kan demokrasi, jadi dalam demokrasi itu harus saling menghormati perbedaan".

Ijtima Ulama pertama menghasilkan keputusan mendukung Prabowo Subianto, dengan rekomendasi wakil yang saat itu belum dipilih, di antaranya Ustad Abdul Somad, Aa Gym, dan beberapa nama lain. Ijtima Ulama 2, hasilnya sama, namun dengan rekomendasi wakil presiden yang berbeda.

Poros Mekkah dan Poros Madinah

Berita terkait

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

1 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

1 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

3 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

3 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

3 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

5 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

5 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

7 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

7 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

9 jam lalu

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

Presiden Jokowi tidak mau banyak berkomentar mengenai keputusan PDIP tidak mengundangnya rakernas partai akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya